HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengenalan dan Penggunaan
Mikroskop” disusun oleh :
Nama
: Sri Anjarsari
NIM : 1314140003
Kelas/
Klp : Biologi Sains/2
Telah
diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten/ Koordinator Asisten. Maka
dinyatakan diterima.
Makassar,
20 November 2013
Koordinator
Asisten Asisten
Rachmayani
Ardyansyah, S.Pd Ratna Mulyana
Dewi NIM:
1114140010
Mengetahui
Dosen Penanggung
Jawab
Dr. Muhiddin P,
S.Pd., M.Pd
NIP: 1972123199903104
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan manusia, ilmu
pengetahuan sangat penting. Hal ini dikarenakan kemanapun,
kapanpun, dan dimanapun kita berada membutuhkan pengetahuan. Ilmu pengetahuan
yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya adalah biologi. Untuk
mempelajari biologi tidak hanya pengetahuan secara teori yang dibutuhkan,
tetapi juga pengetahuan dalam bentuk praktikum. Dalam melakukannya, diperlukan
beberapa peralatan sebagai unsur pendukung. Salah satu alat yang digunakan
untuk mengamati obyek yang tidak tidak dapat diamati dengan mata telanjang
adalah mikroskop.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa salah satu ciri yang
membedakan antara hewan dan tumbuhan dapat dilihat secara struktural yaitu
melalui pengamatan secara mikroskopis, namun pengamatan melalui mata saja tidak
mampu mengamati bagian struktural
tersebut karena mata manusia memiliki keterbatasan untuk melihat bagian dengan
ukuran yang sangat kecil, untuk itu mikroskop sebagai alat utama dalam
melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi harus dipahami secara
mendalam untuk penggunaannya.
Mikroskop merupakan alat yang sangat
lengkap yang terbuat dari bahan kaca dengan lensa-lensa yang mudah rusak, maka
pengetahuan mengenai cara penggunaan, cara memegang dan cara menyimpan kembali
harus dikuasai oleh setiap praktikan, sehingga setiap praktikan mampu
menggunakan mikroskop dengan baik dan
benar dan sesuai dengan tujuan praktikum yang akan dicapai.
Mengingat bahwa mikroskop
merupakan alat yang digunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik,
untuk itu setiap akan mengamati bagian-bagiannya selalu menggunakan mikroskop. Namun kegiatan pengamatan
tersebut tidak akan berhasil jika tidak mampu menggunakan mikroskop dengan
baik. Hal tersebut yang menjadi latar belakang dilakukannya praktikum ini,
sehingga diharapkan nantinya setiap praktikan mampu memahami semua mengenai
mikroskop.
B.
Tujuan
1.
Mahasisiwa
mampu mengenali bagian-bagian dari mikroskop
2.
Memahami
dan terampil menggunakan mikroskop untuk melihat sediaan sederhana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop merupakan salah satu alat yang
penting pada kegiatan laborotorium Biologi. Dapat dipastikan bahwa tanpa
mikroskop, tidak ada kegiatan laboratorium berarti bagi kita semua, karena
hampir semua mata kuliah Biologi memerlukan mikroskop dalam kegiatan
laboratoriumnya. Dengan macam mikroskop yang semakin canggih, kegiatan laboratorium
jadi lebih menarik (Koesmadji, 2004).
Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Salah satu penemu sejarah mikrobiologi
dengan mikroskop adalah antonie van leeuwenhock 1632-1723 (Koesmadji, 2004).
Menurut (Antonie Van
Leuwenhook) mengembangkan kekuatan lensa (mikroskop sederhana) yang memperbesar
organisme 100 sampai 300 kali sehingga mampumengamati makroba satu sel.
Penelitian sel dengan mikroskop cahaya selama tahun 1800-an dan awal tahun
1990-an menemukan banyak perbedaan antara sel mikroba dengan sel dari organisme
yang lebih tinggi. Sebelum penemuan mikroskop elektron, pengertian struktur
mikroba terbatas pada struktur yang dapat diliat dengan mikroskop cahaya
sehingga gambaran anatomi mikroba belum diketahui. Sampai saat ini mikroskop
elektron digunakan untuk mempelajari hal-hal yang baru tentang anatomi mikroba
dan sel organisme yang lebih tinggi. Mikroskop adalah instrumen yang paling
banyak digunakan dan paling bermanfaat dilaboratorium mikroskopis. Dengan
mikroskop diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk mengamati organisme
dan struktur yang tidak tampak dengan mata telanjang (Ristiati, 2000).
Berdasarkan sumber cahaya dan jenis alat
pembesarnya, mikroskop dibagi menjadi dua,yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron. Mikroskop cahaya menggunakan lensa dari kaca untuk memperbesar
penampilan suatu benda. Sumber cahaya mikroskop ini dapat berasal dari cahaya
matahari atau cahaya lampu. Mikroskop cahaya mampu memperbesar bayangan suatu
benda sampai 1.000 kali ukuran bendaaslinya. Mikroskop cahaya yang sering
digunakan dalam pengamatan di sekolah-sekolahmemiliki beberapa jenis. Terdapat
tiga jenis mikroskop cahaya, yakni mikroskop monokuler,mikroskop binokuler, dan
mikroskop stereo. Mikroskop elektron mampu memperbesar bayangan suatu benda
hingga ratusan ribu kaliukuran benda aslinya. Mikroskop elekron tidak
menggunakan cahaya untuk mendapatkan bayangan benda, tetapi menggunakan berkas
elektron (Ristiati, 2000).
Mikroskop terdiri atas bagian optik dan
bagian non-optik. Bagian optik meliputi lensa-lensa. Lensa-lensa mikroskop
merupakan lensa gabungan (compound lenses) yang disatukan menjadi satu unit
kesatuan. Bagian non-optik meliputi antara lain kaki, makrometer, mikrometer,
lengan, meja preparat, sendi inklinasi,
dan revolver (Koesmadji, 2004).
Menurut Anonim (2013), Mikroskop
memiliki bagian-bagian yang harus dikuasai penggunaannya. Fungsi dari bagian-bagian
mikroskop tersebut yaitu:
1.
Lensa
Okuler
untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif
2. Tabung
Mikroskop
Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan
dan diturunkan
3. Tombol
pengatur fokus kasar
Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga
tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat
4. Tombol
pengatur fokus halus
Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga
tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat
5. Revolver
Untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan
6. Lensa
Objektif
Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda
yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
7. Lengan
Mikroskop
Untuk pegangan saat membawa mikroskop
8. Meja
Preparat
Untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati
9. Penjepit
Objek Glass
Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat
tidak bergeser.
10. Kondensor
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan
cahaya yang masuk dalam mikroskop
11. Diafragma
Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai
selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang akan masuk mikroskop
12. Reflektor/cermin
Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop.
Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan
sinar lampu, digunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya
sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.
13. Kaki
Mikroskop
Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di
atas meja.
Mikroskop
optik terdiri atas dua yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop
biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan yang penyinarannya
diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop biologi ini
umumnya mempunyai lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan pembesaran
yaitu:
1. Objektif 4 x
dan okuler 10 x, pembesaran total
40 x
2. Objektif 10 x
dan okuler 10 x, pembesaran total
100 x
3. Objektif 40 x
dan okuler 10 x, pembesaran total
400 x
4. Objektif
100 x dan okuler 10 x, pembesaran total 1000 x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop
optik 1000x disebut objektif emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak
emersi dan cara memakainnya juga secara khusus.
Mikroskop stereo digunakan untuk
pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, dan transparan maupun tidak
transparan. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar
alam atau lampu, memiliki dua buah objektif dan dua buah okuler sehingga
diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah mata. Kekuatan pembesaran
tidak terlalu kuat yaitu Objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x. Mikroskop
memiliki komponen-komponen dari kaca yang mudah rusak, berupa lensa-lensa dan
cermin, Untuk itu diperlukan perlakuan yang halus dan teliti dan menghindari
terjadinya benturan-benturan (Tim pengajar, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Hari /
Tanggal : 11 November 2011
Waktu : Pukul 07.30 s.d 09.00 WITA
Tempat : Green House FMIPA UNM
Waktu : Pukul 07.30 s.d 09.00 WITA
Tempat : Green House FMIPA UNM
B.
Alat
dan Bahan
1. Alat
yang dipersiapkan oleh laboratorium
a.
Mikroskop
b.
Kaca Preparat
c.
Kaca Penutup
2. Alat
yang dipersiapkan oleh mahasisiwa
a.
Silet
b.
Kotak alat berisi:
1.
Pinset
2.
Pipet tangan
3.
Lap kasar
4.
Tissu
c.
Kertas gambar dan alat tulis
3. Bahan
yang disediakan mahasiswa
a.
Daun Waru (Hibiscus tiliacous)
b. Daun adam hawa (Rhoeo discolor)
c. Bawang merah (Allium cepa)
C.
Prosedur
Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
a.
Mengambil
mikroskop dengan bon alat
b. Menyediakan alat dan bahan yang akan
digunakan.
c. Mengambil mikroskop dengan posisi
tangan kanan memegang lengan dan tangan kiri menopangnya
d. Meletakkan mikroskop diatas meja
yang datar dengan bagian lengan tepat berada
didepan badan
e. Membersihkan badan mikroskop dengan
kain kasar, kecuali bagian optik
f. Memastikan bahwa hanya ada
mikroskop, kotak alat, dan bahan praktikum
2. Mengatur Masuknya Cahaya ke dalam Tabung Mikroskop
a. Memperhatikan tempat yang
memungkinkan adanya cahaya yang cukup kemudian mengatur cermin dan diafragma
untuk melihat kekuatan cahaya yang masuk, hingga dari lensa okuler tampak
terang berbentuk bulat
b. Mengatur posisi revolver sehingga
lensa objektif paling pendek menghadap kemeja sediaan sampai bunyi “klik”.
c. Menurunkan tubus sampai jarak ujung
objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
d. Mikroskop siap dipakai mengamati
sediaan.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
a. Memutar makrometer kearah pengatur
kasar atau makrometer kearah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja
sediaan mengecil, lakukan sebaliknya
b. Memasang kaca benda yang berisi preparat
diatas meja sediaan sedemikiaan rupa sehingga bahan yang diamati berada
ditengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak
goyang
c. Memperhatikan jarak objektif dengan
kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu besar, memutar
mikrometer untuk menurunkan tubus sambil melihat dari samping ujung objek
mendekati kaca benda sampai maksimum 5 - 10 mm.
d. Meneropong lewat okuler sambil
tangan-tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan, dan mengamati
medan pandang sampai muncul bayangan. juga muncul bayangan, berarti
terlewatkan. Ulangi kembali, kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur
maka teropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan
jelas garis atau batasan-batasannya.
e. Memeriksa okuler (pembesaran
berapa?) dan objektif (pembesaran berapa?), lalu menghitung pembesaran bayangan
yang Nampak
f. Jika selesai mengamati, preparat
dikeluarkan dan mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan..
4.
Membuat
Preparat Sederhana
a. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan,
dan memegang serata mungkin
b. Menetesi air suling tepat
ditengah-tengah
c. Dengan menggunakan pinset,
meletakkan sediaan ditengah tetesan air
d. Sisi dengan kaca penutup disentuhkan
pada kaca benda dekat tetesan air dengan kemiringan 45ͦ kemudian dilepaskan sehingga tepat
menutupitetesan air
e. Memasang preparat pada meja sediaan
dan mengamatinya.
5.
Mengamati
Perbesaran
a. Apabila bayangan kurang besar,
Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang tegak lurus
pada meja sediaan
b. Meneropong sambil memutar makrometer
sampai menghasilkan bayangan yang lebih besar
c. Jika gagal menemukan bayangan yang
lebih besar, menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah empu
jari, memutar kembali revolver untuk mendapatkan posisi lensa objektif lemah
pada posisi semula
6.
Penyimpanan
Mikroskop
a. Membersihkan mikroskop dengan lap
kasar untuk bagian non optic dan menggunakan tissue untuk bagian optic
b. Menurunkan tubus serendah mungkin, dan
bagian lainnya dalam posisi mikroskop tidak digunakan lagi
c. Menyimpan kembali mikroskop dan
membersihkan semua peralatan yang telah dipakai
d. Menyingkirkan preparat di atas meja
sediaan setelah digunakan.
e. Membuang sisa bahan praktikum yang
tidak digunakan lagi.
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1. Daun
Waru (Hibiscus tiliacous)
|
|
|
|
2. Bawang
Merah (Allium cepa)
3. Daun
Adam Hawa (Rhoeo discolor)
B.
Pembahasan
Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam bidang biologi yang
diperlukan dalam melakukan pengamatan dan penelitian, karena fungsinya yang dapat
dipergunakan untuk melihat serta mempelajari struktur dan bentuk-bentuk benda
yang sangat kecil. Kata
mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah dilihat dengan mata telanjang.
Berdasarkan hasil praktikum dan yang
telah kita amati dari mikroskop, komponen-komponen mikroskop terdiri dari:
a.
Lensa
okuler, menerima bayangan dari okuler kemudian membesarkannya
b.
Lensa
objektif, menerima bayangan sediaan kemudian membesarkannya
c.
Revolver,
cakram tempat melekatnya lensa objektif.
d.
Tubus,
pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
e.
Mikrometer,
pengatur halus.
f.
Makrometer,
pengatur kasar.
g.
Diagfragma,
pengatur banyaknya cahaya yang masuk ke kondensor.
h.
Kondensor,
lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke lubang meja
sediaan.
i.
Cermin,
alat penangkap dan pemantul dan sumber cahaya.
j.
Kaki
mikroskop, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
k.
Lengan
atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana di angkat.
l.
Tiang,
tempat bersendi lengan mikroskop, atau pegangan dengan sumbu inklinasi.
Hasil pengamatan pada sediaan sederhana
yang telah dilakukan menggunakan mikroskop dalam mengamati sel-sel, diperoleh
data sebagai berikut yaitu:
1.
Daun Waru (Hibiscus tiliacous)
Pengamatan pada
permukaan daun waru (Hibiscus tiliacous) dilakukan
dengan perbesaran 40x10, dimana hasil pengamatan tersebut tampak seperti
bulatan-bulatan pipih yang di sudut dan ditengahnya terlihat trikoma bintang
namun bayangannya agak samar pada trikoma bintang namun dengan ketelitian dan
kejelian mata saat mengamati, akan terlihat modifikasi itu.
2.
Bawang Merah (Allium cepa)
Pengamatan pada sel-sel
bawang merah (Allium cepa) dilakukan dengan menggunakan
pembesaran 40x10, dimana dengan pembesaran tersebut, dapat diamati bahwa sel
pada bawang merah itu berbentuk seperti batu bata yang disebut sel kubus
berlapis.
3.
Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor)
Pengamatan daun adam
hawa (Rhoeo discolor) dilakukan dengan menggunakan mikroskop biologi
dengan pembesaran 40x10. Melalui pembesaran tersebut, kita dapat melihat
dibagian daun tersebut terdapat epidermis yang berwarna putih, dimana di dalam
epidermis tersebut terdapat stomata yang berfungsi sebagai mulut daun, yaitu
tempat keluar masuknya udara, serta terdapat pula sel penutup yang berwarna
hijau.
Hal yang selanjutnya dilakukan setelah praktikum selesai, yaitu
membersihkan tempat praktikum dengan membuang sisa bahan yang sudah tidak
digunakan lagi ditempat sampah kemudian membersihkan mikroskop menggunakan lap
kasar untuk bagian mekanik dan lap halus atau tissue untuk bagian optik atau
yang sensitive.
Mengingat bahwa mikroskop
adalah alat yang sangat lengkap dan ada komponen-komponen yang mudah rusak
seperti lensa dan cermin, maka ketika hendak membersihkan memerlukan
keterampilan khusus dan berhati-hati, hindari terjadinya bentukan dan hal-hal
yang menyebabkan mikroskop tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Setelah
memastikan bahwa mikroskop sudah bersih, selanjutnya adalah mengembalikan semua
bagian-bagian mikroskop pada posisi yang tidak digunakan lagi dimana mikroskop
kembali ditegakkan, menurunkan tabung mikroskop serendah mungkin, Mengatur
lensa objektif pada perbesaran yang terkecil, dan membersihkan kaca preparat
yang telah digunakan, terakhir yaitu menyimpan ke box tempat awal mikroskop
disimpan.
Selama jalannya praktikum mikroskop berada
pada kondisi awal, tidak terjadi kerusakan dan benturan, ini menunjukkan bahwa
selama praktikum dapat menggunakan mikroskop dengan baik, teliti, berhati-hati
sehingga menghasilkan data sesuai dengan apa yang diharapkan, yaitu melihat
struktur pada ketiga bahan tersebut. Dari keseluruhan hasil praktikum, dapat
dikatakan sesuai dengan tujuan dan praktikan mampu menggunakan mikroskop dengan
baik, maka pada unit pengenalan dan
penggunaan mikroskop berhasil dilakukan oleh setiap praktikan.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Mikroskop terdiri dari dua bagian yaitu
bagian optik ( kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler) dan bagain nonoptik
(kaki, makrometer, mikrometer,
lengan, meja preparat, sendi inklinasi,
dan revolver).
2.
Dalam penggunaannya, mikroskop harus
bersih pada saat ingin digunakan dan sesudah digunakan. Cara memegangnya yaitu
tangan kanan memegang lengan dan tangan kiri menopangnya, kemudian cara
menyimpannya yaitu mengembalikan semua bagian mikroskop dalam posisi yang tdk
digunakan lagi.
B.
Saran
1.
Untuk praktikan, sebaiknya harus
berhati-hati dan teliti pada saat menggunakan mikroskop, sehingga tujuan dari
praktikum dapat tercapai dengan baik, kesiapan dan keterampilan dalam
mengambil, mengatur, memakai hingga mengembalikan mikroskop sangat penting
dalam unit praktikum ini.
2.
Untuk asisten, karena kegiatan praktikum
pada unit 1 ini sangat penting dan dibutuhkan kontrol yang penuh, sebaiknya
asisten lebih dekat dan memberikan pengarahan maksimal kepada praktikan,
berhubung praktikan baru pertama melakukan praktikum dan mengenai mikroskop
dimana alat ini sangat penting.
3.
Untuk laboran, sebaiknya kaca penutup disiapkan,
karena kaca penutup sangat penting untuk kegiatan praktikum unit 1 dimana
preparat harus ditetesi air dan di tutup menggunakan kaca penutup, dan menjadi
salah satu faktor keberhasilan bagi praktikan untuk melihat hasil pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013 http://gurungeblog.com/2008/11/08/mengenal-mikroskop/ Diakses
pada tanggal 18 November 2013.
Ristiati, Ni
putu. 2000. Pengantar mikrobiologi umum.
Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah.
Tim pengajar. 2013. Penunutun Praktikum Biologi Dasar. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Wirjosoemarto,
Koesmadji dkk. 2004. Teknik laboratorium.
Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar