EKPERIMEN
JOULE
Sri Anjarsari, A. Dita Tawakkal Gau, Juliyanti
Ayuningrum S, Aldi Risaldi, Rahmat Agung, Suciati Nurdin, Sirumba Sondok.
Laboratorium Fisika Modern Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Negeri Makassar
Abstrak. Telah dilakukan percobaan tentang
eksperimen joule. Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan besarnya energy
listrik yang dilepaskan oleh elemen listrik, besarnya energy panas yang
diterima oleh air dan calorimeter, dan menentukan nialai kesetaraan kalor dan
listrik. Pada eksperimen ini prosedur kerja yang pertama adalah menimbang
kalorimeter kosong dan kalorimeter yang telah diisi air, kemudian memberikan beda
potensial pada ujung-ujung kumparan dalam kalorimeter, kemudian arus listrik
akan mengalir melalui amperemeter sedangkan beda potensial akan timbul pada
ujung kumparan yang menghasilkan usaha listrik pada sistem untuk memanaskan air
dalam kalorimeter. Dalam eksperimen ini, alat dan bahan yang digunakan diantaranya
power supply DC, amperemeter 0-5 A DC, voltmeter 0-50 V DC, stopwatch,
termometer, kalorimeter lengkap, neraca ohauss 311 dan kabel penghubung. Dari
hasil eksperimen ini besarnya energi listrik yang dilepas
oleh elemen listrik W1
= V1 . I1 . t1 adalah sebesar 6730,02 Joule, besarnya energi panas yang diterima kalorimeter dan air Q1 =
m1.c1.
1
+
mL.cL.
2
sebesar
1727730
kal, nilai kesetaraannya Q1:W1
sebesar
. Dari keseluruhan
hasil yang diperoleh menunjukkan hasil yang kurang maksimal hal itu karena ketidaktelitian
saat mengamati, kurang pekanya pengamat saat
memencet tombol stopwatch, kondisi mata pengamat yang tidak normal, kemampuan
kalorimeter dalam menyimpan panas yang tidak diketahui.
KATA KUNCI : Kalorimeter, energy listrik
yang dilepaskan, energy listrik yang di terima air dan kalorimeter, dan ekivalensi
kedua hasil.
PENDAHULUAN
Eksperimen
ini bertujuan untuk menentukan besarnya energy
listrik yang dilepaskan oleh elemen listrik, besarnya energy panas yang
diterima oleh air dan kalorimeter, dan menentukan nilai kesetaraan kalor dan
listrik. Eksperimen ini sangat penting dan bermanfaat dalam kehidupan kita,
tanpa disadari termos air juga menggunakan prinsip yang sama dengan praktikum
ini, dimana suhu air dalam termos dapat tetap panas karena tidak ada faktor
luar yang mempengaruhi.
Kegiatan eksperimen ini diawali
dengan menimbang kalorimeter kosong (bejana dalam) beserta pengaduknya.
Kemudian air dimasukkan ke dalam kalorimeter secukupnya dan ditimbang lagi.
Perlu diperhatikan bahwa filamen kumparan harus tercelup semua atau lebih dari
separuhnya. Selanjutnya suhu awal air dalam kalorimeter diukur. Setelah bahan
dan peralatan siap digunakan, alat dirangkai dengan memasang kalorimeter serta
mengatur tegangan dan arus pada power supply untuk mendapatkan nilai V dan I
tertentu yang dapat dibaca langsung pada power supply. Rangkaian dapat dilihat
pada gambar. Selanjutnya saklar power supply dinyalakan bersamaan dengan
dinyalakannya stopwatch. Sesekali dilakukan pengadukan secara pelan. Terakhir
mencatat suhu air setiap beberapa menit yang telah ditentukan.
Pada eksperimen ini dilakukan
variasi pada besar tegangan yang diberikan ke dalam sistem alat. Setiap variasi
tegangan tersebut kemudian akan ditunjukkan nilai kuat arus yang mengalir oleh
amperemeter pada power supply. Kemudian, dilakukan tiga kali pengulangan
pengukuran suhu.
Dalam percobaan ini energi listrik
yang dilepaskan akan diterima oleh air dan kalorimeter. Pada prinsip kerja
kalorimetri, ketika bagian-bagian yang berbeda dari sistem yang terisolasi
berada pada temperatur yang berbeda, kalor akan mengalir dari bagian benda
bertemperatur tinggi menuju bagian benda yang bertemperatur lebih rendah hingga
tercapai suatu keadaan dimana temperatur semua bagian benda sama. Hal ini
dikatakan benda berada pada keadaan kesetimbangan termal. Kehilangan kalor
sebanyak satu bagian sistem sama dengan kalor yang didapat oleh bagian lain.
Hukum kekekalan energi berperan dalam keadaan ini dimana :
kalor yang hilang = kalor yang
diterima
Teknik pertukaran energi panas
tersebut dikenal dengan nama kalorimetri. Sedangkan peralatan yang digunakan
untuk mengukur panas yang diterima adalah kalorimeter. Berdasarkan azas Black
bahwa panas/kalor yang dilepas sama dengan panas/kalor yang diterima, maka
energi listrik yang dilepas akan diterima oleh air dalam kalorimeter dan
kalorimeter (termasuk pengaduk) itu sendiri, sehingga akan terjdi perubahan
panas pada air dan kalorimeter.
TEORI
Hukum pertama termodinamika
merupakan pernyataan hukum kekekalan energi. Hukum ini menggambarkan hasil
banyak eksperimen yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada sistem, panas
yang ditambahkan atau dikurangkan dari sistem, dan energi internal sistem. Dari
definisi awal kalori, kita tahu bahwa dibutuhkan energi sebesar 1 kalori untuk
menaikkan temperatur 1 g air menjadi 10C. Akan tetapi kita juga
dapat menaikkan temperatur air atau sistem lain apapun dengan melakukan usaha padanya
tanpa menambahkan sedikit pun panas dari luar.
V
|
Termometer
|
VS
|
kalorimeter Joule + Elemen
|
A
|
+
|
_
|
Gambar 7.1. Perangkat percobaan Joule
Gambar.
7.1 di atas menunjukkan diagram skematis modifikasi dari perangkat Joule yang
dapat digunakan untuk menentukan jumlah usaha yang ekivalen dengan sejumlah
panas tertentu, yaitu, jumlah usaha yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur
satu gram air dengan satu Celcius derajat.
Air dalam kalorimeter pada Gambar
tertutup dalam dinding insulasi agar temperatur system tidak dapat dipengaruhi
oleh panas yang masuk atau keluar darinya. Dengan pemberian beda potensial VS pada ujung-ujung kumparan dalam kalorimeter,
arus listrik akan mengalir melalui amperemeter dan beda potensial akan timbul
pada ujung-ujung kumparan yang akan menghasilkan usaha listrik pada sistem
untuk memanaskan air. Usaha ini dikenal sebagai kalor joule, yang dapat dinyatakan sebagai,
W = V x I x t (1)
di
mana V adalah beda potensial ujung-ujung elemen, I
adalah arus listrik dalam rangkaian, dan t adalah waktu pengaliran arus ke sistem. Energi panas yang
dilepaskan oleh elemen listrik tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter
sehingga temperatur system menjadi meningkat (pengecualian terjadi perubahan
fase).
Besar
energi panas Q yang dibutuhkan oleh air untuk menaikkan
temperaturnya sebanding dengan perubahan temperatur DT
dan massa m, yaitu:
(2)
dimana c adalah panas jenis air.
Hasil eksperimen Joule dan
eksperimen-eksperimen sesudahnya adalah bahwa dibutuhkan 4,18 satuan usaha
mekanis atau listrik (joule) untuk meningkatkan temperatur 1 g air dengan 1 0C,
atau 4,18 J energi mekanis atau listrik adalah ekuivalen dengan 1 kal energi
panas.
METODOLOGI EKSPERIMEN
A.
Alat
dan Bahan
Dalam
melakukan praktikum eksperimen joule ini, alat dan bahan yang digunakan berupa power
supply DC Variabel untuk mengalirkan arus listrik, amperemeter 0 – 5 A DC untuk
mengukur arus listrik, voltmeter 0 – 50 V DC untuk mengukur tegangan, kalorimeter
joule lengkap untuk mengukur panas yang diterima, stop watch untuk mengukur
waktu dalam sekon, thermometer untuk mrngukur suhu, neraca 311g untuk menimbang
beban, dan kabel penghubung untuk merangkai dan menghubungkan alat.
B.
Prosedur
Kerja
Langkah
pertama yang dilakukan adalah merakit skema percobaan seperti pada Gambar 7.1 di atas, namun tidak
menyalakan power supply sebelum memastikan
bahwa polaritas dan batas ukur dari sumber dan alat-alat ukur arus dan tegangan
benar. Selanjutnya adalah mengukur massa massa kalorimeter kosong + pengaduk,
setelah itu mengisi kalorimeter dengan air hingga setengahnya lalu diukur
kembali massanya.
Setelah
tahap pertama selesai, tahap selanjutnya adalah memasang kalorimeter lengkap
pada rangkaian, selanjutnya menyalakan catu daya dan mengatur agar arus yang
mengalir sebesar 2 A, selama proses berlangsung, kita mencatat arus dan beda
potensial pada ujung-ujung kumparan sesuai dengan percobaan. Langkah
selanjutnya mematikan kembali power supply dengan tidak mengubah posisi
pengatur tegangan, lalu mengukur temperatur kalorimeter beserta isinya dan mencatat
sebagai temperatur awal. Kemudian menyalakan kembali power supply bersamaan
dengan menjalankan stop watch untuk
mengukur lama pengaliran arus hingga temperatur sistem naik menjadi 100C
dari temperatur awal lalu menghentikan stop
watch bersamaan dengan mematikan Power Supply, lalu mencatat penunjukan
stopwatch berdasarkan percobaan. Untuk lebih relavan, langkah terakhir adalah
mengulangi kegiatan ini hingga 3 (tiga) kali.
HASIL
EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil
Pengamatan
1.
Eksperimen
Joule
NST
Neraca Ohauss 311 g = 0,01g/skala
NST
Voltmeter =
1 V/skala
= 0,5 v/skala
NST
Amperemeter = 0,2 A/skala
NST Termometer
= 1
skala
NST Stopwatch = 0,1
s/skala
Tabel :
Besaran yang diukur
|
Pengukuran Ke -
|
|||
I
|
II
|
III
|
||
Massa kalorimeter
kosong + pengaduk, m1 (kg))
|
59,65
|
│59,720 ± 0,005│
|
│59,700 ± 0,005│
|
|
Massa kalorimeter +
air, m2 (kg)
|
│219,300 ± 0,005│
|
│212,500 ± 0,005│
|
│199,600 ± 0,005│
|
|
Massa air, ma
(kg)
|
│159,650 ± 0,010│
|
│152,780 ± 0,010│
|
│139,940 ± 0,010│
|
|
Tegangan, V
(volt)
|
│11,0 ± 0,5│
|
│11,0 ± 0,5│
|
│11,0 ± 0,5│
|
|
Kuat Arus, I
(A)
|
│1,854 ± 0,001│
|
│1,858 ± 0,001│
|
│1,877 ± 0,001│
|
|
Suhu awal, T0
(0C)
|
│34,0 ± 0,5│
|
│34,0 ± 0,5│
|
│34,0 ± 0,5│
|
|
Suhu akhir, Tf
(0C)
|
│44,0 ± 0,5│
|
│44,0 ± 0,5│
|
│44,0 ± 0,5│
|
|
Waktu, t (s)
|
│330,0 ± 0,1│
|
│310,0 ± 0,1│
|
│301,0 ± 0,1│
|
|
Analisis
Data
Dalam praktikum ini Q lepas = Q
terima
1.
Energi
panas yang diterima air dan kalorimeter
Q1 = m1.c1.
1
+ mL.cL .
2
=
159.650 g . 1 kal/g . (44 - 34)
+ 59.650 g . 0,22 kal/g . (44-34)
=
159.650 g . 1 kal/g . 10
+ 59650 g . 0,22 kal/g . 10
=
1596500 kal + 131230 kal
=
1727730 kal
Q2 =
m2.c2.
1
+ mL.cL. .
2
= 152780 g . 1 kal/g . (44 – 34) +
59720 g . 0,22 kal/g . (44 - 34)
= 1527800 kal + 131384 kal
= 1659184 kal
Q3 =
m3.c3.
1
+ mL.cL. .
2
= 139960. 1 kal/g . (44 – 34)
+ 59700
g . 0,22 kal/g . (44 - 34)
= 1399600 kal + 131340 kal
= 1530940 kal
2.
Energi
termal yang dilepaskan oleh elemen listrik
W1
= V1 . I1 . t1
= 11 v . 1,854 A . 330
= 6730,02 Joule
W2
= V2 . I2 . t2
= 11 v . 1,858 A . 310
= 6335,78 Joule
W3
= V3 . I3 . t3
= 11 v . 1,877 A . 301
= 6214,74 Joule
3.
Ekivalensi
kedua hasil
Q1 = W1
1727730
kal = 6730,02 Joule
Q2 = W2
1659184
kal = 6335,78 Joule
Q3 = W3
1530940
kal = 6214,74 Joule
4.
Ketidakpastian
setiap
perhitumgan
1.
Perhitungan
1
a.
Energi
lstrik (w)
Keterangan:
/skala
/skala
Penyelesaian:
W =
V
670,33018 joule
Kr
=
=
Dk
= 100
= 100 – 9,9603 = 90,03976
Pf
=
=
b.
Keterangan
:
Q air=
m x c x ∆T
Q
= | ∆T x ma| + |ma x ∆∆T|
= | 0,0000313 + 0,1 |6,7053
= | 0,1000313 |6,7053 kalori
=
0,670 kalori
DK = 100 % - KR = 100 % - 10,0025%
= 89,9975 %
PF = | Qair±
∆Qair |
PF = | 6,705± 0,67 | kalori
c. Untuk
Qkalorimeter
Keterangan:
Qk = mk x ck x ∆T
Q = | ∆T.mk | + |mk.∆∆T|
= | 0,0000838+ 0,1 | 25,265
= |0,1000838 |25,265 kalori
= 12,537 kalori
DK = 100 % - KR = 100 % - 10,0083% = 89,99 %
PF = |Qkalorimeter ±
∆Qkalorimeter |
PF = | 125 ± 12 | kalori
2. Perhitungan
2
∆W = | I x t x ∆V | + | V x t x ∆I |
+ | V x I x ∆t |
∆W = |0,0545745| 6335,78 joule
= 345,77203 joule
DK
= 100 %- KR = 100 % - 0,054 57%
= 99,94543%
PF
= | W ± ∆W |
=
| 6335 ± 345 | joule
a)
Q = m x c x ∆T
Q
= | ∆T.ma | + |ma.∆∆T|
=
| 0,0000327+0,1| 6,41676
= 0,641 kalori
DK
= 100 % - KR
=
100 % - 10,00327 %
= 89,996 %
PF
= | Qair ±
∆Qair |
= |6,41676 ± 0,641 | kalori
b)
Qk = mk x ck x ∆T
Q
= | ∆T.mk | + |mk.∆∆T|
=
|0,0000838+0,1| 6,41676
= 0,6422 kalori
DK
= 100 % - KR
=
100 % - 10,008 %
= 89,992 %
PF
= | Qkalorimeter±
∆Qkalorimeter |
=
|6,41676 ± 0,6422 | kalori
3. Perhitungan
3
Keterangan:
=
=
0,5 Volt/skala
=
= 0,1
A/skala
a)
W =
V x I x t
∆W
= | I.t. ∆V| + |V.t.∆I| + |V. I.∆t|
=
| 0,578482| 6214,747 joule
= 3595,1192 joule
DK
= 100 % -
KR = 100 % - 0,5869% = 99,4131%
PF
= | W ± ∆W |
= | 6124 ± 3595| joule
b)
Q air= m x c x ∆T
Q
= | ∆T.ma | + |ma.∆∆T|
= | 0,0000008 + 0,1|5,87748
= 0,5877527kalori
DK
= 100 % - KR = 100 % - 10,00008%
= 89,999 %
PF
= | Qair ±
∆Qair |
= |5,87748 ± 0,5877527 | kalori
c)
Untuk Q kalorimeter.
Qk
= mk x ck x ∆T
Q
= | ∆T.mk | + |mk.∆∆T|
= | 0,0000838+0,1|125,265
= 12,537 kalori
DK
= 100 % - KR = 100 % - 10,008382 % = 89,99 %
PF
= | Qkalorimeter ±
∆Qkalorimeter |
=
|125,265 ±12,537 | kalori
PEMBAHASAN
Kalorimeter merupakan suatu alat
yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan
atau reaksi kimia. Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi
dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem
dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem.
Prinsip
dari kerja kalorimeter adalah bila sebuah benda dengan suhu
tertentu disinggungkan benda lain yang suhunya lebih rendah maka dalam selang
waktu tertentu suhu kedua benda tersebut akan menjadi sama (setimbang). Hal ini
terjadi karena benda yang bersuhu lebih tinggi memberikan panasnya ke benda
yang bersuhu lebih rendah. Berdasarkan hukum kekekalan energi jumlah panas yang
diberikan sama dengan jumlah panas yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih
rendah (Asas Black).
Dari hasil eksperimen ini, hasil
pengukuran massa kalorimeter kosong adalah 59,65 kg, kalorimeter berisi air
219,3 kg dan air 159,65 kg dengan suhu awal 34 0C. Kemudian diberikan
tegangan sebesar sebesar 11volt dan didapatkan nilai kuat arus sebesar 1,854 A
Pada waktu 330 s, kemudian suhu akhir adalah 44 0C. Dari hasil
perhitungan dengan persamaan W = VIt untuk mencari energi listrik
didapatkan hasil 6730,02 joule. Sedangkan besar jumlah kalor yang diperlukan Q
= mc(T-Ta) sebesar 1727730
kal.
Kemudian hasil pengukuran kedua
yaitu dengan massa kalorimeter kosong yang sama, kalorimeter berisi air 212,5
kg dan air 152,78 kg dengan suhu awal 34 0C. Kemudian diberikan
tegangan sebesar sebesar 11volt dan didapatkan nilai kuat arus sebesar 1,858 A
Pada waktu 310 s, kemudian suhu akhir adalah 44 0C. Dari hasil
perhitungan dengan persamaan W = VIt untuk mencari energi listrik
didapatkan hasil 6335,78 joule. Sedangkan besar jumlah kalor yang diperlukan Q
= mc(T-Ta) sebesar 1659184
kal. Dan
pengukuran ketiga yaitu dengan massa kalorimeter kosong yang sama, kalorimeter
berisi air 199,66 kg dan air 139,96 kg dengan suhu awal 34 0C.
Kemudian diberikan tegangan sebesar sebesar 11volt dan didapatkan nilai kuat
arus sebesar 1,877 A Pada waktu 301 s, kemudian suhu akhir adalah 44 0C.
Dari hasil perhitungan dengan persamaan W = VIt untuk mencari energi
listrik didapatkan hasil 6214,74 joule. Sedangkan besar jumlah kalor yang
diperlukan Q = mc(T-Ta) sebesar 1530940 kal.
Melihat
dari data hasil eksperimen ini, banyak yang harus di ubah dan jauh dari teori
dimana angka ekivalensi seharusnya mendekati 0,24 Joule, namun dari perolehan
hasil praktikum enersi listrik yang dilepas dan energy panas yang diterima
menunjukkan angka yang terpaut jauh
artinya terdapat sedikit kesalahan sehingga tidak menghasilkan angkamendekati
0,24. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain suhu
ruangan dipengaruhi AC yang akan mempengaruhi hasil ukur, karena membuat
perubahan pada suhu awal maupun suhu akhir, kurang pekanya pengamat saat
memencet tombol stopwatch yang akan menambah ataupun mengurangi waktu dan
akhirnya akan mengubah hasil ukur, kondisi mata pengamat yang tidak normal dan
berkaca mata serta kurang tepat dalam membaca data karena skala alat yang
tertera sulit dibaca, adanya ketidaktepatan saat pembacaan skala pada
thermometer, kemampuan kalorimeter dalam menyimpan panas yang tidak diketahui,
yang menyebabkan tidak terdeteksinya kemungkinan panas yang lepas ke
lingkungan, perbedaan antara hasil kesetaraan kalor listrik yang pertama dengan
yang kedua disebabkan oleh peralatan yang digunakan pada percobaan kedua telah
digunakan pada percobaan pertama. Sehingga peralatannya lebih peka merespon
energi panas atau kalor yang ditransfer.
Sehubungan dengan masih
banyaknya kesalahan dalam eksperimen ini, untuk itu dalam eksperimen
selanjutnya mengenai eksperimen joule sebaiknya lebih teliti lagi dalam melihat dan mengamati, dan diharapkan lebih fokus dan lebih
maksimal sehingga hasil yang diperoleh relevan dengan kesalahan yang kecil,
sesuai dengan yang diharapkan.
SIMPULAN
DAN DISKUSI
Kesimpulan
yang dapat ditarik melalui eksperimen ini adalah besarnya
energi listrik yang dilepas oleh elemen listrik adalah pada percobaan pertama W1 = V1 . I1
. t1 adalah sebesar 6730,02
Joule kemudian
percobaan kedua W2 = V2
. I2 . t2 sebesar 6335,78 Joule dan pada percobaan
terakhir W3 = V3 . I3 . t3 sebesar
6214,74 Joule. Kemudian untuk besarnya energi
panas/kalor yang diterima kalorimeter dan air adalah pada percobaan pertama Q1 = m1.c1.
1
+ mL.cL. .
2
sebesar 1727730
kal kemudian percobaan kedua Q2 = m2.c2.
1
+ mL.cL. .
2
sebesar 1659184
kal dan percobaan terakhir Q3 = m3.c3.
1
+ mL.cL. .
2 sebesar
1530940 kal.
Sehingga di hasilkan nilai kesetaraan kalor-listrik dalam percobaan ini adalah Q1 : W1,
Q2 : W2 . Q3 : W3 sebesar
.
Nilai
kesetaraan jauh, dan tidak menghasilkan 0,24 sebagaimana teori. Hal tersebut
disebabkan karena beberapa factor diantarnya kurang
pekanya pengamat saat memencet tombol stopwatch yang akan menambah ataupun
mengurangi waktu dan akhirnya akan mengubah hasil ukur, kondisi mata pengamat
yang tidak normal dan berkaca mata serta kurang tepat dalam membaca data karena
skala alat yang tertera sulit dibaca, adanya ketidaktepatan saat pembacaan
skala pada thermometer, kemampuan kalorimeter dalam menyimpan panas yang tidak
diketahui, sehingga tidak
menjamin tidak adanya pengaruh lingkungan.
DAFTAR
RUJUKAN
·
Halliday,
David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika
Jilid 2 Edisi Kelima (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
·
Tipler,
Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan
Teknik Edisi Kedua Jilid 2 (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar