PENGUKURAN DASAR LISTRIK
Sri
Anjarsari, A. Dita Tawakkal Gau, Juliyanti Ayuningrum S, Aldi Risaldi, Rahmat
Agung, Suciati Nurdin, Sirumba Sondok.
Laboratorium Fisika Modern
Jurusan Biologi
FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Abstrak. Telah dilakukan
eksperimen mengenai pengukuran dasar listrik. Eksperimen ini bertujuan untuk
menyelidiki hubungan antara tegangan dan arus dalam suatu rangkaian listrik
sederhana,dan menghitung besar hambatan sebuah resistor. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini antara lain 2 buah basik meter, hambatan, power
supply, beberapa kabel penghubung dan rheostat. Untuk Prosedur kerjanya yang
akan dilakukan yaitu mengalirkan arus 6
volt dari power supply lalu mengamati penunjukkan pada voltmeter dan
amperemeter, kemudian menggeser rheostat dari batas maksimum ke minimum dengan
memperhatikan penunjukkan skala pada tiap geseran reostat. Dari hasil yang
diperoleh terlihat bahwa untuk hubungan antara tegangan dan kuat arus listrik
adalah berbanding terbalik, semakin besar tegangan (V) semakin besar pula
hambatannya. Hasil analisi menunjukkan besar hambatan pada
kegiatan pertama dan terakhir yang sama yaitu│140 ± 24│
dengan nilai hambatan hasil dari plot grafik adalah│11.81 ± 0.61│
Dari
keseluruhan praktikum , menunjukkan hasil yang baik namun masih terdapat sedikit kesalahan
dalam mengamati, yang menyebabkan angka yang berbeda dengan teori untuk itu
pemahaman dan konsep yang baik mengenai pengukuran dasar listrik sehingga
eksperimen tetap menghasilkan data yang sesuai.
KATA KUNCI: Tegangan listrik, arus
listrik, hambatan listrik.
PENDAHULUAN
fisika
adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan
pada pengukuran. Kebenaran tertinggi
dalam fisika adalah hasil pengamatan
(eksperimen). Hal ini berarti
jika ada teori yang ramalannya tidak
sesuai dengan hasil pengamatan, maka teori
tersebut ditolak bagaimanapun bagusnya
teori tersebut. Hal ini menunjukkan betapa
pengamatan dalam fisika itu sangat penting. Itulah sebabnya pengetahuan
tentang cara pengukuran merupakan
kebutuhan yang penting.
Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi
manusia. Gejala kelistrikan ditimbulkan oleh aliran muatan listrik antara dua
titik. Semua lat listrik yang setiap hari kita gunakan merupakan susunan
komponen-komponen listrik yang membentuk jalur tertutup yang disebut rangkaian. Selanjutnya rangkaian listrik dapat
dirangkai secara seri dan paralel. Biasanya listrik PLN yang dialirkan pada
rumah tangga termasuk dalam rangkaian paralel. Ada beberapa kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki oleh kedua rangkaian ini. Pada rangkaian listrik untuk
menghitung kuat arus yang mengalir serta tegangannya, berlaku hukum Ohm ( V= I
R), dimana V adalah tegangan, I kuat arus yang mengalir dan R adalah hambatan.
Selain itu, berlaku pula hukum Kirchoff I dan II. Untuk lebih memahami tentang
rangkaian listrik ini, maka dilakukanlah praktikum ini.
Maksud
dari pengukuran tidak lain untuk mengetahui berapa harga dari besaran yang
sedang diukur.
Dalam hal ini harga yang diinginkan tentu saja harga yang benar. Harga benar
ini tidak mungkin akan didapatkan yang paling mungkin adalah harga pendekatan
dari harga yang benar. Harga pendekatan ini dilakukan dengan mengambil harga
rata-rata dari sample yang jumlahnya tak terhingga dengan asumsi deviasi
positif dan deviasi negatif hamper sama.
Dalam
membaca papan skala alat ukur merupakan hal yang mendasar dalam
pengukuran alat ukur analog. Kemampuan membaca meter analog secara tepat dan
tepat adalah hal yang penting. Prosedur yang harus diikuti, tentukan batas ukur
yang dipakai, pilih skala yang tepat dan factor skala. Perhatikan posisi jarum.
Batas ukur: merupakan skala simpangan penuh dari alat ukur. Factor skala adalah
perbandingan antara batas ukur yang dipergunakan dengan jumlah pembagian skala.
TEORI
Dalam
studi kita tentang konduktor dalam elektrostatik (fisika dasar), ada berargumen
bahwa medan listrik di dalam konduktor pada kondisi kesetimbangan elektrostatik
harus nol. Jika tidak demikian, muatan-muatan bebas di dalam konduktor akan
bergerak. Kini kita misalkan situasi di mana muatan bebas memang bergerak dalam
konduktor. Artinya, konduktor tidak dalam keadaan kesetimbangan elektrostatik.
Arus di dalam konduktor dihasilkan oleh muatan listrik di dalam konduktor
ketika mendesakkan gaya pada muatan-muatan bebas. Karena medan E searah dengan gaya pada muatan
positif, dan karena arah arus merupakan arah aliran muatan positif, maka arah
arus searah dengan medan listrik. Gambar 3.1 memperlihatkan suatu segmen kawat
dengan panjang DL
dan penampang lintang A yang membawa
arus I.
A
|
DL
|
Gambar3.1.Representasisegmenkawatyangmembawaarus
I
|
a
|
b
|
E
|
I
|
Karena arah medan listrik dari
daerah potensial lebih tinggi ke daerah potensial lebih rendah, potensial pada
titik a lebih besar dari pada titik b. Asumsikan bahwa DL
cukup kecil sehingga kita dapat
menganggap medan listrik yang melintasi segmen adalah konstan, beda potensial V antara titik a dan b adalah
V = Va
– Vb = EDL (1)
Untuk
kebanyakan material,
“Arus dalam suatu segmen kawat sebanding dengan beda potensialyang
melintasi segmen”
Hasil
eksperimental ini dikenal sebagai Hukum
Ohm. Konstanta kesebandingannya ditulis 1/R, di mana R disebut resistansi :
atau
(2)
Persamaan
di atas memberikan definisi umum dari resistansi antara dua titik ditinjau dari
penurunan tegangan V antara dua titik. Satuan SI untuk resistansi, volt per
ampere, disebut ohm (W)
: 1 W
= 1 V/A.
Resistansi suatu material bergantung
pada panjang, luas penampang lintang, tipe material, dan temperatur. Untuk
material-material yang mematuhi hukum Ohm resistansi tidak bergantung pada arus
; material seperti ini, seperti kebanyakan logam, disebut material ohmik. Untuk
material ohmik, tegangan jatuh pada
suatu segmen sebanding dengan arus :
V
= I R , dengan R
= konstan
Persamaan
ini dengan kualifikasi bahwa R
kostan, memberikan pernyataan matematik hukum Ohm. Hukum ini bukan hukum
fundamental alam seperti hukum Newton atau hukum termodinamika tapi merupakan
deskripsi empirik dari sifat yang dimiliki banyak material.
METODOLOGI EKSPERIMEN
A.
Alat dan Bahan
Dalam melakukan eksperimen
ini, alat yang digunakan adalah alat byang sering dijumpai dalam laboratorium
dan merupakan alat-alat dasar dalam pengukuran listrik. Beberapa alat
diantaranya yaitu power supply, basic meter sebanyak dua buah, rheostat,
hambatan dan beberapa kabel penghubung, yang dalam penggunaannya saling
berhubungan dalam satu rangkaian.
B.
Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerjanya yaitu, Pertama menyiapkan alat dan bahan kemudian merakit
rangkaian terlebih dahulu secara seri dimulai dari rheostat, basic meter untuk
mengukur tegangan, basic meter untuk mengukur arus, dan sumber tegangan. Sebelum
menyalakan power supply, harus memastikan pemasangan voltmeter dan amperemeter
berada pada posisi batas ukur tertinggi untuk menghindari kerusakan. Kemudian
menyalakan power supply dan memperhatikan penunjukan voltmeter dan avometer.
Setelah itu, menggeser rheostat pada posisi maksimum. Jika jarum alat ukur
menyimpang terlalu kecil, maka menurunkan batas ukur hingga penunjukannya
menyimpang cukup jauh(mendekati nilai maksimum). Menggeser kembali rheostat
pada posisi minimum, dan membaca kembali penunjukan voltmeter dan amperemeter
pada posisi tersebut. Kemudian menaikkan tegangan sumber dengan menggeser rheostat hingga voltmeter menunjukkan nilai
yang lebih besar, dan melihat juga penunjukan pada amperemeter. Langkah
terakhir yaitu melakukan kegiatan ini hingga diiperoleh beberapa 8 data.
C. Identifikasi
variabel
1. Variabel
manipulasi : Hambatan geser (rheostat)
2. Variabel
: Tegangan dan arus
3. Variabel kontrol
: Tegangan sumber (power supply)
D. Definisi
operasional
Dalam melakukan percobaan
ini menggunakan tiga variable yang setiap variable mempunyai pengertian dan
peran masing-masing. Power
Supply dalam
komponen elektronika adalah perangkat keras yang berfungsi menyuplai tegangan
langsung ke dalam komponen komputer, seperti hardisk, motherboard, DVD Drive,
kipas dan komponen komputer lainnya. Power supply merupakan jantung dari
sebuah komputer, karena semua sumber daya listrik dari komponen komputer disupply
dari power supply.
Tegangan adalah perbedaan
potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik yang diukur menggunakan
voltmeter, lalu untuk mengukur arus menggunakan amperemetre. Kuat arus listrik
adalah sekelompok pertikel yang bermuatan yang mengalir dari potensial tinggi
ke potensial rendah. Rheostat adalah peralatan listrik yang memiliki
resistansi disesuaikan. Peralatan ini didefinisikan sebagai suatu jenis Potensiometer yang memiliki dua
terminal, bukan tiga. Ada dua jenis utama alat ini yaitu rotary dan slider. Ia
memiliki simbol, yang adalah sebuah resistor dengan panah diagonal
di atasnya.
HASIL
EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA
A.
Hasil
Pengamatan
Nilai R =
NST Voltmeter =
/skala ½ . 0,002 = 0,001
NST Amperemeter =
½. 0,2 = 0,1
Tabel 1. Tabel Hubungan antara Tegangan dan Kuat Arus Listrik
No
|
Tegangan
(V)
|
Kuat
Arus (A)
|
1
|
│1,4
± 0,1│
|
│0,010
± 0,002│
|
2
|
│3,0±
0,1│
|
│0,023
± 0,002│
|
3
|
│2,5
± 0,1│
|
│0,070
± 0,002│
|
4
|
│2,2
± 0,1│
|
│0,016
± 0,002│
|
5
|
│2,0
± 0,1│
|
│0,015
± 0,002│
|
6
|
│1,8
± 0,1│
|
│0,014
± 0,002│
|
7
|
│1,6
± 0,1│
|
│0,012
± 0,002│
|
8
|
│1,4
± 0,1│
|
│0,010
± 0,002│
|
B.
Analisis
Data
Analisis Perhitungan
R1 =
R = V1 x I
=
=
=
=
= │
∆R = │
KR =
PF = │R ± ∆R│
Percobaan 1
R1 =
∆R = │
=
│
= 23,94
KR =
= 17,1 %
PF = │R ± ∆R│
= │140 ± 24│
Percobaan 2
R2
∆R = │
= 9,58
KR =
= 7,4 %
PF =│130,4 ± 9,6│
Percobaan 3
R3
∆R = │
= 6,8
KR =
= 5,4 %
PF
=│125 ± 6,8│
Percobaan 4
R4
∆R = │
= 14,8
KR =
= 39,5 %
PF
=│137,5 ± 14,8│
Percobaan 5
R5
∆R = │
= 15,6
KR =
= 12,2 %
PF
=│133,3 ± 15,6│
Percobaan 6
R6
∆R = │
= 6,4
KR =
= 4,98 %
PF
=│129 ± 2009│
Percobaan 7
R7
∆R = │
= 94,4
KR =
= 70,8 %
PF
=│133,3 ± 94,4│
Percobaan 8
R8
∆R =│
= 23,94
KR =
= 17,1 %
PF
= │140 ± 24│
Analisis
Grafik
Gambar 1. Hubungan antara tangangan dan kuat arus
listrik
m =
m = R
DK = R2
KR = (1-DK)
x 100 %
∆R =│
PF = │R ± ∆R│
, maka
m = 11.81
DK = 0.229
KR = (1-
0.229) x 100%
=
77,1%
∆R =│0,05 + 0,002│
=
0,61
PF =│11.81 ± 0.61│
PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, dilakukan percobaan tentang
materi listrik, yaitu “Pengukuran dasar listrik”. Adapun tujuan dari praktikum
ini adalah agar mahasiswa mampu menunjukkan cara pengukuran kuat arus listrik
dan tegangan listrik, menginterpretasikan grafik hubungan tegangan dan arus
listrik, serta menentukan besar hambatan suatu penghantar dan hubungan antara
tegangan dan kuat arus listrik dalam rangkaian sederhana. Dalam melakukan
eksperimen ini, kita mengamati bahwa untuk mendapatkan nilai tegangan dan
kuat arus listrik dalam suatu rangkaian sederhana, kebenaran dan ketelitian dalam
merangkai alat merupakan faktor utama keberhasilan. Selain itu dalam eksperimen ini praktikan dituntut
memahami dan mengerti apa yang akan dilakukan, penggunaan batas ukur yang tidak
menyebabkan kerusakan dan kecermatan dalam melihat skala.
Dalam
membaca papan skala alat ukur merupakan hal yang mendasar dalam pengukuran.
Kemampuan membaca skala secara tepat dan tepat adalah hal yang penting.
Prosedur yang harus diikuti dengan mentukan batas ukur yang dipakai, pilih
skala yang tepat dan faktor skala, memperhatikan posisi jarum, dan batas ukur
yang merupakan skala simpangan penuh dari alat ukur. Faktor skala adalah
perbandingan antara batas ukur yang dipergunakan dengan jumlah pembagian skala.
Data yang diperoleh
menunjukkan bahwa hubungan antara tegangan dan arus listrik adalah berbanding
terbalik. Jika tegangan di kaitkan dengan kuat arus dan hambatan maka
hubungannya adalah jika tegangan besar kuat arus kecil maka hambatan sebanding
dengan tegangan dan sebaliknya jija kuat arus besar tegangan kecil maka
hambatan semakin kecil. Dari setiap penggeseran rheostat semakin mendekati
maksimal maka hambatannya semakin besar dan sebaliknya jika rheostat di geser
menjauhi maksimal atau mendekati maksimum maka hambatannya kecil karena arus
yang mengalir dari power supply langsung menuju ke voltmeter tanpa.
Dari hasil percobaan kami nlai hambatan yang
seharusnya adalah 100 ohn, namun pada saat praktikum menggunakan dua metode,
yaitu hukum Ohm dan analisis grafik. Dari metode hukum Ohm digunakanm R1
=
dengan V = 4,1 dan I1 =
0,01 mendapatkan hasil pertam│140
± 24│
yaitu dalam rheostat maksimum
sedangkan nilai hambatan ketika rheostat berada hampir di tengah adalah │125 ± 6,8│
, dan pada saat
rheostat berada pada maksimum nilai hambtannya adalah │130,4
± 9,6│
. Hubungan antara tegangan dan kuat arus berdasarkan
plot grafik diperoleh │11.81 ± 0.61│
. Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan bagi kami
selaku praktikan. Nilai yang diperoleh bergeser karena salah satu alat yang
sudah sedikit agak rusak sehingga pemunculan skala sudah tidak sebenarnya,
kondisi mata pengamat apakah salah menghitung skala dan perbedaan dalam
menentukan jumlah skala.
Dalam
melakukan eksperimen ini, masih terdapat kesalahan-kesalahan yang menyebabkan
data yang diperoleh kurang tepat dengan teori, Terdapatnya perbedaan hasil
pengukuran yang dianalisis dengan hukum Ohm dan grafik dengan nilai yang
digunakan dalam percobaan wajar terjadi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Pertama adalah objek yang digunakan dalam percobaan ini yang mungkin
dapat menjadi sumber ralat adalah baterai. tegangannya sudah tidak sesuai
dengan yang tertera karena telah digunakan sebelumnya. Selain itu, praktikan
tidak melakukan eksperimen pendahuluan untuk memastikan alat dan bahan dalam
keadaan baik sehingga praktikan tidak mengetahui kondisi alat dan bahan
sebenarnya. metode yang digunakan juga dapat menjadi sumber ralat, karena
metode yang digunakan dalam percobaan ini sederhana. Kemudian pembulatan nilai
data juga membuat data mengalami sedikit perbedaan dengan nilai yang digunakan.
Faktor pengamat juga dapat menjadi sumber ralat, seperti kondisi mata pengamat
yang tidak normal dan berkacamata serta kurang tepat dalam membaca data karena
skala alat yang tertera sulit dibaca. untuk itu dalam eksperimen selanjutnya
mengenai pengukuran dasar listrik praktikan sebaiknya lebih teliti lagi dalam
melihat dan mengamati eksperimen, lebih fokus dan lebih maksimal sehingga hasil
yang diperoleh relevan dengan kesalahan yang kecil, sesuai dengan yang diharapkan.
SIMPULAN DAN
DISKUSI
Berdasarkan hasil eksperimen ini
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tegangan dan kuat arus adalah berbanding terbalik. Jika tegangan
besar, dan kuat arus listrik kecil maka
hambatan yang dihasilkan juga semakin besar, semakin besar kuat arus maka
hambatan semakin kecil.
Besar hambatan sebuah resistor yang
di hitung secara berulang terdapat perbedaan hasil antara penghitungan
secara teori dengan penghitungan dengan menggunkan dimulai
dari rheostat maksimal ke minimum tidak selalu sama, semakin mendekati maksimum
semakin besar nilai hambatan yang di peroleh. Nilai hambatan pada rheostat
maksimum adalah │140 ± 24│
dan untuk
hambatan minimum │130,4 ± 9,6│
pada saat di
geser mendekati maksimal nilai semakin besar, dan nilai hambatan berdasarkan
plot grafik adalah │11.81 ± 0.61│
REFERENSI
Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1
0 komentar:
Posting Komentar