GAYA GESEKAN
Sri
Anjarsari, A. Dita Tawakkal Gau, Juliyanti Ayuningrum S, Aldi Risaldi, Rahmat
Agung, Suciati Nurdin, Sirumba Sondok.
Laboratorium Fisika Modern
Jurusan Biologi
FMIPA
Universitas Negeri Makassar
Abstrak. Telah dilakukan eksperimen tentang gaya gesekan. Eksperimen ini
bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan, memahami
konsep gaya gesek statik dan kinetik dan menentukan
koefisien gesek statik dan kinetik. Alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum ini antara lain neraca pegas, katrol meja,balok
kasar,balok halus, beban 50 gr, tali,papan landasan, bidang miring, balok
persegi,stopwatch, dan meteran, Untuk Prosedur kerja yang akan dilakukan dalam
praktikum ini terdiri dari lima kegiatan antara lain yaitu hubungan antara
gaya gesek dengan keadaan benda, pengaruh luas permukaan balok terhadap gaya
gesekan dan menentukan keofisien gesek statik dan kinetik pada bidang miring. Untuk tahap awal yaitu merangkai alat dan bahan sesuai dengan petunjuk
dan mengamati serta mencatat hasil dari percobaan yang dilakukan. Dari hasil
yang diperoleh terlihat bahwa balok dengan permukaan kasar memiliki gaya gesek
yang lebih besar dari pada balok dengan permukaan halus . Untuk jenis permukaan
kasar keofisien gesek statis adalah
=
sedangkan untuk permukaan halus adalah
=
. Untuk keofisien gesek kinetik yang diperoleh adalah
sedangkan pada
permukaan kasar diperoleh
. Namun gaya gesekan itu akan berubah bila balok
ditambahkan dengan masa yang berbeda. Dari keseluruhan hasil yang diperoleh,
menunjukkan hasil yang kurang maksimal hal itu terkait adanya factor luar yang
mempengaruhi seperti ketidaktelitian saat mengamati.
KATA KUNCI: Gaya gesekan, gaya statik, gaya
kinetik.
PENDAHULUAN
Gaya
gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan
benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan . Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik pada
masing-masing permukaan. Permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau
tepatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan
permukaan yang kasar.
Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan, memahami konsep gaya gesek statik
dan kinetik dan menentukan
koefisien gesek statik dan kinetik
dimana tahap awal yang dilakukan adalah sama.
Terdapat
dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus,
yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara
titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan
tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua
permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis
dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn. Ketika
tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga
gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang
berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan
yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang
lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah
gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk
menggambarkan kinetika benda,
sehingga digunakan gaya gesek kinetis.
Pentingnya eksperimen ini dilakukan yaitu untuk
mengetahui lebih dalam lagi mengenai gaya gesekan, tanpa kita sadari kehidupan
kita sehari-hari tidak terlepas dari bantuan gaya gesekan, kita bisa terpeleset
ketika menginjakkan kaki pada sesuatu yang licin karena tidak ada gaya gesek
yang bekerja, tanpa
gaya gesek kita tidak akan bisa berjalan, roda sepeda
motor atau mobil juga tidak akan bisa berputar. Untuk itu setelah memahami apa itu gaya gesek dan konsepnya maka kita
tdk akan kesulitan lagi dengan hal-hal yang terkait dengan gaya gesekan.
Setelah kita mengetahui, maka kita akan menghindari gaya gesekan yang bersifat
merugikan dengan mengetahui penyebabnya, melalui eksperimen ini hal yang dapat
diketahui yaitu:
Yang
mempengaruhi
gaya gesek adalah sebagai berikut :
1. Koefisien gesekan ( μ
) adalah tingkat kekasaran permukaan yang bergesekan. Makin kasar kontak bidang
permukaan yang bergesekan makin besar gesekan yang ditimbulkan.
Jika bidang kasar
sekali , maka μ = 1.
Jika bidang halus
sekali , maka μ = 0.
2. Gaya normal (N)
adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari benda. Makin besar gaya normalnya
makin besar gesekannya.
TEORI
Sebuah balok yang didorong
di atas meja akan bergerak. Bila sebuah balok massanya m, kita lepaskan dengan kecepatan awal Vo pada sebuah bidang horizontal, maka balok itu akhirnya akan
berhenti. Ini berarti di dalam gerakan
balok mengalami perlambatan, atau ada gaya yang menahan balok, gaya ini disebut
gaya gesekan. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh koefisien gesekan antar
kedua permukaan benda dan gaya normal. Besarnya koefisien gesekan ditentukan
oleh kekasaran permukaan bidang dan benda.
Gaya gesekan dibagi dua
yaitu: gaya gesekan statis (fs)
dan gaya gesekan kinetik (fk).
Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar, kemudian
ditarik oleh gaya F seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini.
F
|
f
|
N
|
W
|
Gambar 3.1: Gaya-gaya yang bekerja pada benda
|
Arah gaya
gesekan f berlawanan arah dengan gaya
penyebabnya F,
dan berlaku:
1.
Untuk
harga F <fs maka balok
dalam keadaan diam.
2.
Untuk
harga F = fs maka balok
tepat saat akan bergerak.
3.
Apabila
Fase diperbesar lagi sehingga F >fs
maka benda bergerak dan gaya gesekan statis fs
akan berubah menjadi gaya gesekan kinetisfk.
Gaya
gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain disebut
gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah dimulai,
gaya gesekan antar kedua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya
yang lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan. Gaya yang bekerja
antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya gesekan kinetik.
Jika fs menyatakan besar gaya gesekan statik maksimum, maka :
(1)
Dengan
adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar
gaya normal. Jika fk menyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka :
(2)
dengan
adalah koefisien gesekan kinetik.
Bila sebuah benda dalam
keadaan diam pada suatu bidang datar, dan kemudian bidang tempat benda tersebut
dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk sudut q sampai benda tepat akan
bergerak, koefisien gesekan statik antara benda dan bidang diberikan oleh
persamaan,
mS
= tan qc (3)
Dengan qc adalah sudut pada saat benda tepat akan
bergerak, yang disebut sudut kritis. Koefisien gesekan statik merupakan nilai
tangen sudut kemiringan bidang, dengan keadaan benda tepat akan
bergerak/meluncur. Pada sudut-sudut yang lebih besar dari qc, balok meluncur lurus berubah beraturan ke ujung bawah bidang
miring dengan percepatan :
(4)
di mana q
adalah sudut kemiringan bidang dan mk adalah koefisien gesek
kinetik antara benda dengan bidang. Dengan mengukur percepatan ax, maka koefisien gesekan mk dapat dihitung.
METODOLOGI
EKSPERIMEN
A.
Alat dan
Bahan
1.
Neraca
pegas 0-5 N
2.
Katrol
meja
3.
Balok
kasar
4.
Balok
licin
5.
Beban
@ 50 gram
6.
Tali/benang
7.
Papan
landasan
8.
Bidang
miring
9.
Balok
persegi (dengan stecker penyambung),
10.
Stopwatch
11.
Meteran
B.
Setting Percobaan dan Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Gaya tarik
terhadap keadaan benda.
Langkah awal yang dilakukan adalah menyediakan dan merangkai alat yang
tersedia seperti gambar di bawah, kemudian menarik pegas pelan-pelan dengan gaya
kecil. Selama proses berlangsung, harus memperhatikan penunjukan neraca pegas, dan
melihat apa
yang terjadi pada balok. Langkah selanjutnya adalah memperbesar gaya tarik sambil
memperhatikan keadaan balok.
Balok
|
Meja
|
Neraca pegas
|
Katrol
|
Tali
|
Pada keadaan ini harus memperhatikan penunjukan
neraca pegas, lalu tarik
terus sampai balok bergerak lurus beraturan, dan kembali memperhatikan penunjukan
neraca pegas. Setelah itu mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan,
mencatat besar gaya tarik yang dipakai dan keadaan benda (diam, tepat akan
bergerak, dan bergelak lurus beraturan) pada tabel hasil pengamatan.
Kegiatan 2: Hubungan
antara gaya normal dengan gaya gesekan
Pada kegiatan ini, rangkaian percobaan sama dengan kegiatan pertama,
hanya menambahkan
beban di atas balok. Kemudian
mengamati penunjukan neraca pegas pada saat
balok tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak lurus beraturan, selanjutnya melakukan beberapa kali
dengan mengubah penambahan beban di atas balok. Setelah
itu mencatat
hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Balok
|
Meja
|
Neraca pegas
|
Katrol
|
Tali
|
Kegiatan 3: Hubungan
antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan
Pada kegiatan ini, masih seperti kegiatan pertama, tetapi mengganti permukaan meja atau
balok yang lebih kasar/halus, lalu mengamati penunjukan pada pegas pada saat balok tepat akan
bergerak dan pada saat balok bergerak lurus beraturan. Kemudian
melakukan
kegiatan ini beberapa kali dengan mengganti permukaan meja atau balok yang
lebih kasar/halus dan mencatat
hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Kegiatan 4: Menentukan
koefisien gesekan statik pada bidang miring
Langkah
pertama adalah menyiapkan alat
dan bahan yang akan dibutuhkan kemudian meletakkan bidang diatas meja dengan
posisi mendatar (q = 0). Lalu meletakkan balok persegi di salah satu ujung
bidang tersebut, kemudian angkat secara perlahan ujung bidang tempat balok
persegi berada sehingga sudut kemiringan bidang bertambah, lalu
mencatat
sudut kemiringan bidang pada saat benda tepat akan bergerak. Langkah
selanjutnya yaitu mengulangi
tersebut
dengan menambah beban pada balok persegi hingga anda peroleh sedikitnya 5
(lima) data pengukuran sudut.
Kegiatan 5: Menentukan
koefisien gesekan kinetik pada bidang miring
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengatur kemiringan bidang dengan
sudut yang lebih besar dari sudut kritis (qc) yang telah anda peroleh
pada bagian 1 di atas untuk balok persegi tanpa beban tambahan,
kemudian mencatat
sudut kemiringan ini sebagai q 1.
Langkah
selanjutnya meletakkan
balok di ujung atas bidang yang telah diketahui panjangnya dan melepaskan balok bersamaan
dengan menjalankan stopwacth untuk
mengukur waktu tempuh balok persegi bergerak lurus berubah beraturan hingga ke
ujung bawah bidang. Lalu mencatat waktu tempuh ini sebagai t1, Selanjutnya mengulangi kegiatan dengan sudut kemiringan
yang lebih besar hingga memperoleh sedikitnya 5 (lima) pasangan data.
HASIL
EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA
A.
Hasil
Pengamatan
1.
Kegiatan
1 Pengaruh
Gaya Tarik Terhadap Benda
Massa balok = 1,1N
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Pengaruh Gaya Tarik
Terhadap Benda
No
|
Gaya
Tarik (N)
|
Keadaan
benda
|
1
|
Diam
|
|
2
|
Tepat akan bergerak
|
|
3
|
Bergerak lurus beraturan
|
2.
Kegiatan
2 Hubungan
antara gaya tarik dengan gaya normal
Jenis
permukaan adalah permukaan halus
Tabel 3.2. Hubungan antara gaya tarik dengan gaya
normal
No
|
Gaya Normal
|
Keadaan benda
|
Gaya Tarik (N)
|
|
(N)
|
Pengukuran ke-
|
Rata-rata
|
||
1
|
1,6
|
Diam
|
│< 0,63 ± 0,05│
|
│< 0,63 ± 0,05│
|
Tepat akan bergerak
|
1. │0,60 ± 0,05│
|
│0,63 ± 0,05│
|
||
2. │0,70 ± 0,05│
|
||||
3. │0,60 ± 0,05│
|
||||
Bergerak lurus beraturan
|
1. │0,50 ± 0,05│
|
│0,46 ± 0,05│
|
||
2. │0,40 ± 0,05│
|
||||
3. │0,50 ± 0,05│
|
||||
2
|
2,1
|
Diam
|
│< 0,86 ± 0,05│
|
│< 0,86 ± 0,05│
|
Tepat akan bergerak
|
1 .│0,90 ± 0,05│
|
│0,86 ± 0,05│
|
||
2. │0,90 ± 0,05│
|
||||
3. │0,80 ± 0,05│
|
||||
Bergerak lurus beraturan
|
1. │0,60 ± 0,05│
|
│0,63 ± 0,05│
|
||
2. │0,60 ± 0,05│
|
||||
3. │0,70 ± 0,05│
|
||||
3
|
2,6
|
Diam
|
│< 1,16 ± 0,05│
|
│< 1,16 ± 0,05│
|
Tepat akan bergerak
|
1. │1,10 ± 0,05│
|
│1,16 ± 0,05│
|
||
2. │1,20 ± 0,05│
|
||||
3. │1,20 ± 0,05│
|
||||
Bergerak lurus beraturan
|
1. │0,70 ± 0,05│
|
│0,73 ± 0,05│
|
||
2. │0,70 ± 0,05│
|
||||
3. │0,80 ± 0,05│
|
3.
Kegiatan
3 Hubungan
antara jenis permukaan dengan gaya tarik
Gaya Normal = 1,9 N
Tabel
3.3. Hubungan antara jenis permukaan
dengan gaya tarik
Jenis Permukaan
|
Keadaan benda
|
Gaya Tarik (N)
|
|
Pengukuran ke-
|
Rata-rata
|
||
I
|
Diam
|
│< 1,93 ±
0,05│
|
│< 1,93 ± 0,05│
|
Tepat akan bergerak
|
1. │1,90 ± 0,05│
|
│1,93 ± 0,05│
|
|
2. │2,00 ± 0,05│
|
|||
3. │1,90 ± 0,05│
|
|||
Bergerak lurus
beraturan
|
1. │1,70 ± 0,05│
|
│166 ± 0,05│
|
|
2. │1,70 ± 0,05│
|
|||
3. │1,60 ± 0,05│
|
|||
II
|
Diam
|
│< 1,86 ± 0,05│
|
│< 1,86 ± 0,05│
|
Tepat akan bergerak
|
1. │1,80 ± 0,05│
|
│1,86 ± 0,05│
|
|
2. │1,80 ± 0,05│
|
|||
3. │2,00 ± 0,05│
|
|||
Bergerak lurus
beraturan
|
1. │1,40 ± 0,05│
|
│1,43 ± 0,05│
|
|
2. │1,40 ± 0,05│
|
|||
3. │1,50 ± 0,05│
|
|||
III
|
Diam
|
│< 1,36 ± 0,05│
|
│< 1,36 ± 0,05│
|
Tepat akan bergerak
|
1. │1,30 ± 0,05│
|
│1,36 ± 0,05│
|
|
2. │1,40 ± 0,05│
|
|||
3. │1,40 ± 0,05│
|
|||
Bergerak lurus
beraturan
|
1. │0.90 ± 0,05│
|
│1,10 ± 0,05│
|
|
2. │1,00 ± 0,05│
|
|||
3. │1,40 ± 0,05│
|
4.
Kegiatan
4 Gaya
gesekan statik pada bidang miring
Tabel 3.4. Gaya gesekan statik pada bidang miring
No
|
Gaya berat
|
Sudut Kritis (0)
|
|
(N)
|
Pengukuran ke-
|
Rata-rata
|
|
1
|
1,1
|
1. │10,3 ± 0,5│
|
│10,3 ± 0,5│
|
2. │10,2 ± 0,5│
|
|||
3. │10,3 ± 0,5│
|
|||
2
|
1,6
|
1. │10,4 ± 0,5│
|
│10,5 ± 0,5│
|
2. │10,4 ± 0,5│
|
|||
3. │10,6 ± 0,5│
|
|||
3
|
2,1
|
1. │10,7 ± 0,5│
|
│10,7 ± 0,5│
|
2. │10,7 ± 0,5│
|
|||
3. │10,8 ± 0,5│
|
|||
4
|
2,6
|
1. │10,8± 0,5│
|
│13,9 ± 0,5│
|
2. │10,8 ± 0,5│
|
|||
3. │20,0 ± 0,5│
|
5.
Kegiatan
5 Gaya
gesekan kinetik pada bidang miring
Massa beban = 2,1 N
Sudut kemiringan beban = 10,9
Tabel 3.5. Gaya gesekan kinetik pada bidang miring
No
|
Jarak tempuh (cm)
|
Waktu tempuh (s)
|
|
Pengukuran ke-
|
Rata-rata
|
||
1
|
│100,00 ±
0,05│
|
1. │2,1 ±
0,5│
|
│2,1 ±
0,5│
|
2. │2,1 ±
0,5│
|
|||
3. │2,2 ±
0,5│
|
|||
2
|
│90,00 ±
0,05│
|
1. │1,6 ±
0,5│
|
│1,7 ± 0,5│
|
2. │2,0 ±
0,5│
|
|||
3. │1,5 ±
0,5│
|
|||
3
|
│80,00 ±
0,05│
|
1. │1,4 ±
0,5│
|
│1,4 ±
0,5│
|
2. │1,5 ±
0,5│
|
|||
3. │1,4 ±
0,5│
|
B.
Analisis
Data
Kegiatan
1 Gaya tarik
terhadap keadaan benda
Diam Tepat akan bergerak Bergerak lurus beraturan
N=
N=
0,7 N N=
0,6 N
F
W=
1,1 N W= 1,1 N W= 1,1 N
Kegiatan
2 Hubungan
antara gaya normal dengan gaya gesekan
a.
Koefisien
gesek statik ( Tepat akan bergerak )
Tabel
hubungan
antara gaya normal dengan gaya gesekan
No
|
N
|
fg
|
1
|
1,6
|
0,63
|
2
|
2,1
|
0,86
|
3
|
2,6
|
1,16
|
Grafik hubungan
antara gaya normal dengan gaya gesekan
Gambar 1. Grafik
koefisien gesek statik
:
Analisis
Perhitungan
·
Beban
I,6
N
= fg/N
DK =
100%
∆μs = KR.μs
= |μs ± ∆μs|
·
Beban
2,1
·
Beban
2,6
b.
Koefisien
gesek kinetik (bergerak lurus beraturan)
Tabel
Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
No
|
N
|
fg
|
1
|
1,6
|
0,46
|
2
|
2,1
|
0,63
|
3
|
2.6
|
0,73
|
Grafik hubungan antara gaya
normal dengan gaya gesekan
Gambar 2. Grafik
koefisien gesek kinetik
Analisis
Perhitungan
·
Beban
I,6
N
= fg/N
DK =
100%
∆μk = KR.μk
= |μk ± ∆μk|
·
Beban
2,1
·
Beban
2,6
Kegiatan 3 Hubungan antara jenis
permukaan dengan gaya tarik
a.
Koefisien
gesek statik ( Tepat akan bergerak )
Ketidakpastian:
=
dengan
Analisi
Perhitungan
·
Jenis
permukaan 1
= 1,93/1,9 = 1,02
=
·
Jenis
permukaan 2
·
Jenis
permukaan 3
b.
Koefisien
gesek kinetik ( Bergerak lurus beraturan )
Ketidakpastian:
dengan
Analisi
Perhitungan
·
Jenis
permukaan 1
=
= 0,87
=
·
Jenis
permukaan 2
·
Jenis
permukaan 3
Kegiatan 4 Keofisien
gesekan statik pada bidang miring
·
Koefisien
gesek statik
Analisis
perhitungan
·
Benda 1,1 N
=
tan 10,3 = 0,18
·
Benda 1,6 N
·
Benda 2,1 N
·
Benda 2,6 N
Tabel keofisien
gesekan statik pada bidang miring
No
|
m
|
|
1
|
110
|
0,18
|
2
|
160
|
0,19
|
3
|
210
|
0,19
|
4
|
270
|
0,3
|
Kegiatan 5 Keofisien gesekan
kinetik pada bidang miring
Grafik keofisien gesekan kinetik pada
bidang miring
Gambar 3. Grafik koefisien
gesek kinetik
KR=
(100% - DK)
KR=
(100% -
)
= 0,7
0,7 x
Analisis perhitungan
=g(sin
-
=
=
=
+
=
=-5,71
PEMBAHASAN
Setelah
melakukan eksperimen dan mengetahui bahwa gaya
gesek adalah gaya yang berarah melawan
gerak benda atau arah kecenderungan
benda akan bergerak dan
muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Permukaan bidang yang kasar akan
membuat gesekan semakin besar sehingga kecepatan laju balok sedikit lambat atau
lebih cepat balok yang permukaannya licin atau halus, pada saat mendorong benda
secara terus-menerus maka akan muncul fs (arah gaya gesek) yang
membesar sampai benda itu tepat bergerak, setelah benda bergerak, gaya gesek
menurun sampai mencapai nilai yang tepat, keadaan itu dikenal dengan gaya gesek
kinetis,
Maka dapat dikatakan gesekan
kinetis akan besar ketika sedut kemiringan itu rendah, sedang semakin tinggi sudut
kemiringan
gaya gesek semakin kecil.
Dari
hasil eksperimen yang telah dilakukan gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda
yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak dikenal
dengan gaya gesek statik (lambangnya
fs). Gaya gesek statis yang maksimum
sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda
telah bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang sehingga
diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika
benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada permukaan benda yang
bersentuhan tersebut dan gaya
gesekan yang bekerja ketika benda bergerak dikenal gaya gesekan kinetik (lambangnya fk). Ketika sebuah benda
bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah
terhadap kecepatan benda,
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada permukaan benda besar gaya gesekan
sebanding dengan Gaya Normal.
Data yang
diperoleh menunjukkan bahwa gaya gesekan statik yaitu ketika benda tepat akan
bergerak lebih besar dari pada gaya gesekan kinetik ketika benda melakukan
gerak lurus beraturan. Namun keadaan permukaan objek yang diamati yaitu licin
kasarnya juga mempengaruhi gaya gesekan, factor lain seperti begarnya gaya
tarik yang di berikan, keofisien gesek dan gaya normal juga mempengaruhi besar
gesekan. Ketika suatu objek yang diletakan pada bidang dan diberikan sudut
kemiringan yang besar objek tersebut tidak memerlukan waktu yang lama untuk
meluncur (bergerak). Besar sudut kemiringan yang diperlukan suatu objek untuk meluncur
berbanding terbalik dengan waktu yang diperlukan, dimana semakin besar sudut
kemiringannya maka semakin sedikit waktu yang diperlukan, namun penambahan
massa pada objek yang akan diamati juga mempengaruhi kecepatan benda untuk
meluncur, maka
percepatannya akan berbeda antara balok yang beratnya ringan dengan yang lebih
berat. Sebab massa juga mempengaruhi kecepatan dan gaya. Seperti pada Hukum
Newton 2
F = m. a (1)
Dari rumus tersebut dapat
dibuktikan bahwa massa dan percepatan berbanding lurus.
Pada sudut kemiringan bidangnya
lebih besar benda yang lebih berat dikarenakan terjadi tekanan pada bidang
miring dengan berat benda yang menyebabkan hambatan, sedangkan benda yang lebih
ringan akan mengalami tekanan pada bidang lebih kecil, yang menghasilkan sudut
kemiringan lebih kecil pula.
Kecepatannya lebih cepat
yang ringan, karena berat balok mempengaruhi tekanan balok ke bidang kasar,
sehingga gesekan semakin besar, bisa dihubungkan dengan
W = m x g (2)
jadi ada gravitasi yang
mempengaruhi gesekan dan mempengaruhi terhadap kecepatan. Gaya gesek menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti
bergerak. Besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh kasar licinnya permukaan
benda yang bergesekan. Makin halus/licin permukaan gaya gesek semakin kecil.
Makin kasar permukaan gaya gesek semakin besar.
Hasil
keseluruhan dari eksperimen ini hampir mendekati ketepatan, namun masih ada
hasil yang kurang relavan yang disebabkan ketidaktelitian saat melihat penunjukkan di neraca pegas, adanya
perbedaan presepsi untuk menentukan penunjukkan pada neraca, kondisi mata pengamat yang tidak
normal dan berkaca mata sehingga kurang tepat dalam membaca data karena skala alat yang
tertera sulit dibaca, serta pembulatan nilai data juga membuat data mengalami perubahan
dari nilai sebenarnya, sehingga kesalahan dalam melakukan eksperimen ini masih
ditemukan.
Dalam melakukan eksperimen ini, masih
ada kekeliruan yang menyebabkan data yang diperoleh kurang tepat, untuk itu
dalam eksperimen selanjutnya mengenai gaya gesekan, praktikan sebaiknya lebih
teliti lagi dalam melihat dan mengamati, lebih fokus dan lebih maksimal
sehingga hasil yang diperoleh relevan dengan kesalahan yang kecil, dan sesuai
dengan yang diharapkan.
SIMPULAN DAN
DISKUSI
1. Faktor yang
mempengaruhi gaya gesekan adalah keadaan permukaan yaitu licin atau kasarnya
permukaan objek, gaya tarik yang diberikan, dan gaya normal.
2. Gaya gesek statik adalah gaya gesekan yang bekerja
pada dua permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak,
sedangkan Gaya gesek kinetik adalah Gaya gesekan yang bekerja ketika benda bergerak lurus
beraturan.
3. Keofisien
gesek statik pada bidang miring semakin besar apabila objek yang diamati
memiliki gaya berat yang kecil, jadi keofisien gesek static berbanding terbalik
dengan gaya berat objek, untuk menggerakkan objek yang memiliki beban berbeda
dibutuhkan kemiringan sudut yang berbeda pula. Keofisien gesek kinetic pada
benda yang telah di tentukan sudut kemiringannya akan meluncur atau bergerak
cepat sesuai jarak yang di tentukan pada papan landasan.
REFERENSI
·
Halliday,
David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika
Jilid 1 Edisi Ketiga (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
·
Tipler,
Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan
Teknik Edisi Ketiga Jilid 1(Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
The Titanium Wedding Band
BalasHapusIt's the best part to titanium nipple bars live at the ceremony at the The Wedding Band of titanium plate Toronto, Canada, and enjoy a wedding ceremony that lasts titanium pan only 20 gr5 titanium minutes. You titanium white wheels can be