Sabtu, 04 Januari 2014

Gaya Gesekan


GAYA GESEKAN

Sri Anjarsari, A. Dita Tawakkal Gau, Juliyanti Ayuningrum S, Aldi Risaldi, Rahmat Agung, Suciati Nurdin, Sirumba Sondok.

Laboratorium Fisika Modern Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Makassar

Abstrak.  Telah dilakukan eksperimen tentang gaya gesekan. Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan, memahami konsep gaya gesek statik dan kinetik dan menentukan koefisien gesek statik dan kinetik. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain neraca pegas, katrol meja,balok kasar,balok halus, beban 50 gr, tali,papan landasan, bidang miring, balok persegi,stopwatch, dan meteran, Untuk Prosedur kerja yang akan dilakukan dalam praktikum ini terdiri dari lima kegiatan antara lain yaitu hubungan antara gaya gesek dengan keadaan benda, pengaruh luas permukaan balok terhadap gaya gesekan dan menentukan keofisien gesek statik dan kinetik pada bidang miring. Untuk tahap awal yaitu merangkai alat dan bahan sesuai dengan petunjuk dan mengamati serta mencatat hasil dari percobaan yang dilakukan. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa balok dengan permukaan kasar memiliki gaya gesek yang lebih besar dari pada balok dengan permukaan halus . Untuk jenis permukaan kasar keofisien gesek statis adalah =  sedangkan  untuk permukaan halus adalah  = . Untuk keofisien gesek kinetik yang diperoleh adalah  sedangkan pada permukaan kasar diperoleh . Namun gaya gesekan itu akan berubah bila balok ditambahkan dengan masa yang berbeda. Dari keseluruhan hasil yang diperoleh, menunjukkan hasil yang kurang maksimal hal itu terkait adanya factor luar yang mempengaruhi seperti ketidaktelitian saat mengamati.
KATA KUNCI: Gaya gesekan, gaya statik, gaya kinetik.


PENDAHULUAN

            Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan . Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik pada masing-masing permukaan. Permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar.
Eksperimen ini bertujuan untuk  mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan, memahami konsep gaya gesek statik dan kinetik dan menentukan koefisien gesek statik dan kinetik dimana tahap awal yang dilakukan adalah sama.
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan gaya gesek kinetis.
Pentingnya eksperimen ini dilakukan yaitu untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai gaya gesekan, tanpa kita sadari kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari bantuan gaya gesekan, kita bisa terpeleset ketika menginjakkan kaki pada sesuatu yang licin karena tidak ada gaya gesek yang bekerja, tanpa gaya gesek  kita tidak akan bisa berjalan, roda sepeda motor atau mobil juga tidak akan bisa berputar. Untuk itu setelah memahami apa itu gaya gesek dan konsepnya maka kita tdk akan kesulitan lagi dengan hal-hal yang terkait dengan gaya gesekan. Setelah kita mengetahui, maka kita akan menghindari gaya gesekan yang bersifat merugikan dengan mengetahui penyebabnya, melalui eksperimen ini hal yang dapat diketahui yaitu:
Yang mempengaruhi gaya gesek adalah sebagai berikut :
1.        Koefisien gesekan ( μ ) adalah tingkat kekasaran permukaan yang bergesekan. Makin kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan makin besar gesekan yang ditimbulkan.
Jika bidang kasar sekali , maka μ = 1.
Jika bidang halus sekali , maka μ = 0.
2.        Gaya normal (N) adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari benda. Makin besar gaya normalnya makin besar gesekannya.

TEORI

Sebuah balok yang didorong di atas meja akan bergerak. Bila sebuah balok massanya m, kita lepaskan dengan kecepatan awal Vo pada sebuah bidang horizontal, maka balok itu akhirnya akan berhenti. Ini berarti di dalam  gerakan balok mengalami perlambatan, atau ada gaya yang menahan balok, gaya ini disebut gaya gesekan. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh koefisien gesekan antar kedua permukaan benda dan gaya normal. Besarnya koefisien gesekan ditentukan oleh kekasaran permukaan bidang dan benda.
Gaya gesekan dibagi dua yaitu: gaya gesekan statis (fs) dan gaya gesekan kinetik (fk). Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar, kemudian ditarik oleh gaya F seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini.

F
f
N
 W
Gambar 3.1: Gaya-gaya yang bekerja pada benda










Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F, dan berlaku:
1.    Untuk harga F <fs maka balok dalam keadaan diam.
2.    Untuk harga F = fs maka balok tepat saat akan bergerak.
3.    Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F >fs maka benda bergerak dan gaya gesekan statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetisfk.
Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain disebut gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah dimulai, gaya gesekan antar kedua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan. Gaya yang bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya gesekan kinetik. Jika fs menyatakan besar gaya gesekan statik maksimum, maka :
                                                          (1)
Dengan adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal. Jika fk menyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka :
                                                         (2)
dengan adalah koefisien gesekan kinetik.
Bila sebuah benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar, dan kemudian bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk sudut q sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gesekan statik antara benda dan bidang diberikan oleh persamaan,
mS = tan qc                                                                         (3)
Dengan qc  adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak, yang disebut sudut kritis. Koefisien gesekan statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang, dengan keadaan benda tepat akan bergerak/meluncur. Pada sudut-sudut yang lebih besar dari qc, balok meluncur lurus berubah beraturan ke ujung bawah bidang miring dengan percepatan :
                                        (4)
di mana q  adalah sudut kemiringan bidang dan mk adalah koefisien gesek kinetik antara benda dengan bidang. Dengan mengukur percepatan ax, maka koefisien gesekan mk dapat dihitung.

METODOLOGI EKSPERIMEN

A.     Alat dan Bahan
1.      Neraca pegas 0-5 N                            
2.      Katrol meja                                        
3.      Balok kasar                                        
4.      Balok licin                                         
5.      Beban @ 50 gram                              
6.      Tali/benang                            
7.      Papan landasan
8.      Bidang miring
9.      Balok persegi (dengan stecker penyambung),
10.  Stopwatch
11.  Meteran


B.     Setting Percobaan dan Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Gay­a tarik terhadap keadaan benda.
Langkah awal yang dilakukan adalah menyediakan dan merangkai alat yang tersedia seperti gambar di bawah, kemudian menarik pegas pelan-pelan dengan gaya kecil. Selama proses berlangsung, harus memperhatikan penunjukan neraca pegas, dan melihat apa yang terjadi pada balok. Langkah selanjutnya adalah memperbesar gaya tarik sambil memperhatikan keadaan balok.
Balok
Meja
Neraca pegas
Katrol
Tali










Pada keadaan ini harus memperhatikan penunjukan neraca pegas, lalu tarik terus sampai balok bergerak lurus beraturan, dan kembali memperhatikan penunjukan neraca pegas. Setelah itu mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan, mencatat besar gaya tarik yang dipakai dan keadaan benda (diam, tepat akan bergerak, dan bergelak lurus beraturan) pada tabel hasil pengamatan.
Kegiatan 2: Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
Pada kegiatan ini, rangkaian percobaan sama dengan kegiatan pertama, hanya menambahkan beban di atas balok. Kemudian mengamati penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak lurus beraturan, selanjutnya melakukan beberapa kali dengan mengubah penambahan beban di atas balok. Setelah itu mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

Balok
Meja
Neraca pegas
Katrol
Tali









Kegiatan 3: Hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan
Pada kegiatan ini, masih seperti kegiatan pertama, tetapi mengganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar/halus, lalu mengamati penunjukan pada pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak lurus beraturan. Kemudian melakukan kegiatan ini beberapa kali dengan mengganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar/halus dan mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Kegiatan 4: Menentukan koefisien gesekan statik pada bidang miring
Langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan kemudian meletakkan bidang diatas meja dengan posisi mendatar (q  = 0). Lalu meletakkan balok persegi di salah satu ujung bidang tersebut, kemudian angkat secara perlahan ujung bidang tempat balok persegi berada sehingga sudut kemiringan bidang bertambah, lalu mencatat sudut kemiringan bidang pada saat benda tepat akan bergerak. Langkah selanjutnya yaitu mengulangi tersebut dengan menambah beban pada balok persegi hingga anda peroleh sedikitnya 5 (lima) data pengukuran sudut.
Kegiatan 5: Menentukan koefisien gesekan kinetik pada bidang miring
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengatur kemiringan bidang dengan sudut yang lebih besar dari sudut kritis (qc) yang telah anda peroleh pada bagian 1 di atas untuk balok persegi tanpa beban tambahan, kemudian mencatat sudut kemiringan ini sebagai q 1.
Langkah selanjutnya meletakkan balok di ujung atas bidang yang telah diketahui panjangnya dan melepaskan balok bersamaan dengan menjalankan stopwacth untuk mengukur waktu tempuh balok persegi bergerak lurus berubah beraturan hingga ke ujung bawah bidang. Lalu mencatat waktu tempuh ini sebagai t1, Selanjutnya mengulangi kegiatan dengan sudut kemiringan yang lebih besar hingga memperoleh sedikitnya 5 (lima) pasangan data.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA
A.     Hasil Pengamatan
1.                  Kegiatan 1 Pengaruh Gaya Tarik Terhadap Benda
Massa balok = 1,1N
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Pengaruh Gaya Tarik Terhadap Benda
No
Gaya Tarik (N)
Keadaan benda
1
Diam
2
Tepat akan bergerak
3
Bergerak lurus beraturan

2.                  Kegiatan 2 Hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal
Jenis permukaan adalah permukaan halus

Tabel 3.2. Hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal
No
Gaya Normal
Keadaan benda
Gaya Tarik (N)
(N)
Pengukuran ke-
Rata-rata
1
1,6
Diam
│< 0,63 ± 0,05│
│< 0,63 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1.  0,60 ± 0,05
0,63 ± 0,05
2. │0,70 ± 0,05│
3. │0,60 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1. │0,50 ± 0,05│
│0,46 ± 0,05│
2. │0,40 ± 0,05│
3. │0,50 ± 0,05│
2
2,1
Diam
  │< 0,86 ± 0,05│
  │< 0,86 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1 .│0,90 ± 0,05│
│0,86 ± 0,05│
2. │0,90 ± 0,05│
3. │0,80 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1. │0,60 ± 0,05│
│0,63 ± 0,05│
2. │0,60 ± 0,05│
3. │0,70 ± 0,05│
3
2,6
Diam
│< 1,16 ± 0,05│
│< 1,16 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1.  │1,10 ± 0,05│
│1,16 ± 0,05│
2.  │1,20 ± 0,05│
3.  │1,20 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1.  │0,70 ± 0,05│
│0,73 ± 0,05│
2.  │0,70 ± 0,05│
3.  │0,80 ± 0,05│

3.                  Kegiatan 3 Hubungan antara jenis permukaan dengan gaya tarik
                        Gaya Normal = 1,9 N

Tabel 3.3. Hubungan antara jenis permukaan dengan gaya tarik
Jenis Permukaan
Keadaan benda
Gaya Tarik (N)
Pengukuran ke-
Rata-rata
I
Diam
│< 1,93 ± 0,05│
│< 1,93 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1. │1,90 ± 0,05│
│1,93 ± 0,05│
2. │2,00 ± 0,05│
3. │1,90 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1. │1,70 ± 0,05│
│166 ± 0,05│
2. │1,70 ± 0,05│
3. │1,60 ± 0,05│
II
Diam
│< 1,86 ± 0,05│
│< 1,86 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1. │1,80 ± 0,05│
│1,86 ± 0,05│
2. │1,80 ± 0,05│
3. │2,00 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1. │1,40 ± 0,05│
│1,43 ± 0,05│
2. │1,40 ± 0,05│
3. │1,50 ± 0,05│
III
Diam
│< 1,36 ± 0,05│
│< 1,36 ± 0,05│
Tepat akan bergerak
1. │1,30 ± 0,05│
│1,36 ± 0,05│
2. │1,40 ± 0,05│
3. │1,40 ± 0,05│
Bergerak lurus beraturan
1. │0.90 ± 0,05│
│1,10 ± 0,05│
2. │1,00 ± 0,05│
3. │1,40 ± 0,05│

4.                  Kegiatan 4 Gaya gesekan statik pada bidang miring

Tabel 3.4. Gaya gesekan statik pada bidang miring
No
Gaya berat
Sudut Kritis (0)
(N)
Pengukuran ke-
Rata-rata
1
1,1
1. │10,3 ± 0,5│
│10,3 ± 0,5│
2. │10,2 ± 0,5│
3. │10,3 ± 0,5│
2
1,6
1. │10,4 ± 0,5│
│10,5 ± 0,5│
2. │10,4 ± 0,5│
3. │10,6 ± 0,5│
3
2,1
1. │10,7 ± 0,5│
│10,7 ± 0,5│
2. │10,7 ± 0,5│
3. │10,8 ± 0,5│
4
2,6
1. │10,8± 0,5│
│13,9 ± 0,5│
2. │10,8 ± 0,5│
3. │20,0 ± 0,5│

5.                  Kegiatan 5 Gaya gesekan kinetik pada bidang miring
                        Massa beban = 2,1 N
                        Sudut kemiringan beban = 10,9

Tabel 3.5. Gaya gesekan kinetik pada bidang miring
No
Jarak tempuh (cm)
Waktu tempuh (s)
Pengukuran ke-
Rata-rata
1
│100,00  ±  0,05│
1. │2,1  ±  0,5│
│2,1  ±  0,5│
2. │2,1  ±  0,5│
3. │2,2  ±  0,5│
2
│90,00  ±  0,05│
1. │1,6  ±  0,5│
│1,7 ±  0,5│
2. │2,0  ±  0,5│
3. │1,5  ±  0,5│
3
│80,00  ±  0,05│
1. │1,4  ±  0,5│
│1,4  ±  0,5│
2. │1,5  ±  0,5│
3. │1,4  ±  0,5│


B.     Analisis Data
Kegiatan 1  Gaya tarik terhadap keadaan benda
Diam                                 Tepat akan bergerak                      Bergerak lurus beraturan
N=                                  N= 0,7 N                                               N= 0,6 N


                                                                                                                                                             F      


 W= 1,1 N                                        W= 1,1 N                                         W= 1,1 N


Kegiatan 2  Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
a.       Koefisien gesek statik ( Tepat akan bergerak )
Tabel hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan

No
N
fg
1
1,6
0,63
2
2,1
0,86
3
2,6
1,16

Grafik hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
Gambar 1. Grafik koefisien gesek statik

 :
Analisis Perhitungan
·         Beban I,6 N
 = fg/N                                                                                                    
DK = 100%
∆μs = KR.μs
 = |μs ± ∆μs|

·         Beban 2,1
·         Beban 2,6

b.      Koefisien gesek kinetik (bergerak lurus beraturan)
Tabel Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan

No
N
fg
1
1,6
0,46
2
2,1
0,63
3
2.6
0,73












Grafik hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
Gambar 2. Grafik koefisien gesek kinetik

Analisis Perhitungan
·         Beban I,6 N
 = fg/N                                                                                                    
DK = 100%
∆μk = KR.μk
 = |μk ± ∆μk|
·         Beban 2,1
·         Beban 2,6

Kegiatan 3  Hubungan antara jenis permukaan dengan gaya tarik
a.       Koefisien gesek statik ( Tepat akan bergerak )
Ketidakpastian:
                     
                           =  
                   
                         
dengan
Analisi Perhitungan
·         Jenis permukaan 1
        = 1,93/1,9 = 1,02

 
                                        
                                                          
                                                            
                                                            =
·         Jenis permukaan 2
                                                        
·         Jenis permukaan 3
                                                        
b.      Koefisien gesek kinetik ( Bergerak lurus beraturan )
Ketidakpastian:
dengan
Analisi Perhitungan
·         Jenis permukaan 1
        = = 0,87

 
                                        
                                                           
                                                            
                                                            =
·         Jenis permukaan 2
     
·         Jenis permukaan 3
     

Kegiatan 4  Keofisien gesekan statik pada bidang miring
·         Koefisien gesek statik
Analisis perhitungan
    
·         Benda 1,1 N
= tan 10,3 = 0,18
·         Benda 1,6 N
·         Benda 2,1 N
·         Benda 2,6  N
Tabel keofisien gesekan statik pada bidang miring
No
m
1
110
0,18
2
160
0,19
3
210
0,19
4
270
0,3


Kegiatan 5 Keofisien gesekan kinetik pada bidang miring

Grafik keofisien gesekan kinetik pada bidang miring
Gambar 3. Grafik koefisien gesek kinetik

     
KR= (100% - DK)
KR= (100% - ) = 0,7
            
       0,7 x
Analisis perhitungan

=g(sin -
 
  =
  =
  =
+


 =  =-5,71















PEMBAHASAN
Setelah melakukan eksperimen dan mengetahui bahwa gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda akan bergerak dan muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Permukaan bidang yang kasar akan membuat gesekan semakin besar sehingga kecepatan laju balok sedikit lambat atau lebih cepat balok yang permukaannya licin atau halus, pada saat mendorong benda secara terus-menerus maka akan muncul fs (arah gaya gesek) yang membesar sampai benda itu tepat bergerak, setelah benda bergerak, gaya gesek menurun sampai mencapai nilai yang tepat, keadaan itu dikenal dengan gaya gesek kinetis, Maka dapat dikatakan gesekan kinetis akan besar ketika sedut kemiringan itu rendah, sedang semakin tinggi sudut kemiringan gaya gesek semakin kecil.
Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak dikenal dengan gaya gesek statik (lambangnya fs). Gaya gesek statis yang maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan antara dua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan laju tetap. Ketika benda telah bergerak, gaya gesekan masih bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan tersebut dan gaya gesekan yang bekerja ketika benda bergerak dikenal gaya gesekan kinetik (lambangnya fk). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesekan bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda, Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada permukaan benda besar gaya gesekan sebanding dengan Gaya Normal.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa gaya gesekan statik yaitu ketika benda tepat akan bergerak lebih besar dari pada gaya gesekan kinetik ketika benda melakukan gerak lurus beraturan. Namun keadaan permukaan objek yang diamati yaitu licin kasarnya juga mempengaruhi gaya gesekan, factor lain seperti begarnya gaya tarik yang di berikan, keofisien gesek dan gaya normal juga mempengaruhi besar gesekan. Ketika suatu objek yang diletakan pada bidang dan diberikan sudut kemiringan yang besar objek tersebut tidak memerlukan waktu yang lama untuk meluncur (bergerak). Besar sudut kemiringan yang diperlukan suatu objek untuk meluncur berbanding terbalik dengan waktu yang diperlukan, dimana semakin besar sudut kemiringannya maka semakin sedikit waktu yang diperlukan, namun penambahan massa pada objek yang akan diamati juga mempengaruhi kecepatan benda untuk meluncur, maka percepatannya akan berbeda antara balok yang beratnya ringan dengan yang lebih berat. Sebab massa juga mempengaruhi kecepatan dan gaya. Seperti pada Hukum Newton 2
F = m. a                   (1)
Dari rumus tersebut dapat dibuktikan bahwa massa dan percepatan berbanding lurus.
Pada sudut kemiringan bidangnya lebih besar benda yang lebih berat dikarenakan terjadi tekanan pada bidang miring dengan berat benda yang menyebabkan hambatan, sedangkan benda yang lebih ringan akan mengalami tekanan pada bidang lebih kecil, yang menghasilkan sudut kemiringan lebih kecil pula.
Kecepatannya lebih cepat yang ringan, karena berat balok mempengaruhi tekanan balok ke bidang kasar, sehingga gesekan semakin besar, bisa dihubungkan dengan
W = m x g                 (2)
jadi ada gravitasi yang mempengaruhi gesekan dan mempengaruhi terhadap kecepatan. Gaya gesek menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti bergerak. Besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh kasar licinnya permukaan benda yang bergesekan. Makin halus/licin permukaan gaya gesek semakin kecil. Makin kasar permukaan gaya gesek semakin besar.
            Hasil keseluruhan dari eksperimen ini hampir mendekati ketepatan, namun masih ada hasil yang kurang relavan yang disebabkan ketidaktelitian saat  melihat penunjukkan di neraca pegas, adanya perbedaan presepsi untuk menentukan penunjukkan pada neraca, kondisi mata pengamat yang tidak normal dan berkaca mata sehingga kurang tepat dalam membaca data karena skala alat yang tertera sulit dibaca, serta pembulatan nilai data juga membuat data mengalami perubahan dari nilai sebenarnya, sehingga kesalahan dalam melakukan eksperimen ini masih ditemukan.
Dalam melakukan eksperimen ini, masih ada kekeliruan yang menyebabkan data yang diperoleh kurang tepat, untuk itu dalam eksperimen selanjutnya mengenai gaya gesekan, praktikan sebaiknya lebih teliti lagi dalam melihat dan mengamati, lebih fokus dan lebih maksimal sehingga hasil yang diperoleh relevan dengan kesalahan yang kecil, dan sesuai dengan yang diharapkan.

SIMPULAN DAN DISKUSI
1.      Faktor yang mempengaruhi gaya gesekan adalah keadaan permukaan yaitu licin atau kasarnya permukaan objek, gaya tarik yang diberikan, dan gaya normal.
2.      Gaya gesek statik adalah gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak, sedangkan Gaya gesek kinetik adalah Gaya gesekan yang bekerja ketika benda bergerak lurus beraturan.
3.      Keofisien gesek statik pada bidang miring semakin besar apabila objek yang diamati memiliki gaya berat yang kecil, jadi keofisien gesek static berbanding terbalik dengan gaya berat objek, untuk menggerakkan objek yang memiliki beban berbeda dibutuhkan kemiringan sudut yang berbeda pula. Keofisien gesek kinetic pada benda yang telah di tentukan sudut kemiringannya akan meluncur atau bergerak cepat sesuai jarak yang di tentukan pada papan landasan.

REFERENSI
·         Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
·         Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1(Terjemahan). Jakarta: Erlangga.




















1 komentar:

  1. The Titanium Wedding Band
    It's the best part to titanium nipple bars live at the ceremony at the The Wedding Band of titanium plate Toronto, Canada, and enjoy a wedding ceremony that lasts titanium pan only 20 gr5 titanium minutes. You titanium white wheels can be

    BalasHapus